Irak Kecam Serangan Udara terhadap Milisi Pro-Iran, Panggil Dubes AS

Irak Kecam Serangan Udara terhadap Milisi Pro-Iran, Panggil Dubes AS

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 31 Des 2019 15:18 WIB
Kerusakan pada markas Kataib Hizbullah di Irak yang digempur serangan udara AS (AP Photo)
Baghdad - Perdana Menteri (PM) Irak, Adel Abdul Mahdi, mengecam keras serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap milisi Irak yang didukung Iran. Pemerintah Irak memperingatkan bahwa hubungannya dengan AS dipertaruhkan usai serangan udara tersebut.

Diketahui bahwa militer AS melancarkan serangan udara terhadap milisi Kataib Hizbullah, milisi Irak yang didukung Iran, pada Minggu (29/12) waktu setempat. Serangan udara itu merupakan respons atas serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS dalam serangan di pangkalan militer AS di Irak.

Sedikitnya 25 anggota milisi Kataib Hizbullah tewas dalam serangan udara AS dan 55 orang lainnya mengalami luka-luka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (31/12/2019), PM Mahdi dalam kecamannya menyebut serangan udara AS itu 'tidak bisa diterima'.

"Perdana Menteri menyebut serangan Amerika terhadap pasukan bersenjata Irak sebagai serangan serangan keji yang tidak bisa diterima, yang akan memiliki konsekuensi berbahaya," tegas kantor PM Irak dalam pernyataannya.

Hal ini disinyalir akan membawa Irak semakin dalam ke pusat konflik proxy antara AS dan Iran, yang keduanya merupakan sekutu utama Irak. Ditegaskan Dewan Keamanan Nasional Irak bahwa serangan udara AS bisa memaksa Irak untuk mempertimbangkan kerja sama dengan koalisi internasional pimpinan AS dalam memerangi ISIS.

"Pasukan Amerika bertindak berdasarkan prioritas politik mereka, bukan prioritas rakyat Irak," demikian pernyataan pemerintah Irak.

Demonstran membakar bendera AS dalam aksi protes menentang serangan udara terhadap milisi Kataib HizbullahDemonstran membakar bendera AS dalam aksi protes menentang serangan udara terhadap milisi Kataib Hizbullah Foto: AP Photo/Ali Abdul Hassan


Ditegaskan pemerintah Irak bahwa serangan udara AS ini telah 'melanggar kedaulatan Irak'. "Serangan itu memaksa Irak untuk mengkaji hubungannya dan kerangka kerja keamanan, politik dan hukum untuk melindungi kedaulatannya," imbuh pernyataan pemerintah Irak.

Peringatan yang dilontarkan pemerintah Irak itu disampaikan saat unjuk rasa memprotes AS digelar di kota-kota yang didominasi warga Syiah seperti Basra dan Najaf, juga di Kirkuk yang ada di sebelah utara Baghdad. Dalam aksi protes itu, sejumlah demonstran bahkan membakar bendera nasional AS.


Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Irak menyatakan akan memanggil Duta Besar AS di Baghdad untuk menyampaikan protes atas serangan udara itu.

Otoritas AS dalam tanggapan terpisah menuduh pemerintah Irak telah gagal 'melindungi' kepentingan AS. Para anggota parlemen AS bahkan menyerukan agar tentara-tentara AS ditarik pulang dari Irak.
Halaman 2 dari 2
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads