Dilansir dari Associated Press (AP), bentrokan terjadi pada hari Selasa (24/12/2019) malam. Pengunjuk rasa yang terlihat berpakaian hitam menghancurkan jendela toko dan direspons polisi dengan tembakan gas air mata serta penangkapan sejumlah demonstran.
"Banyak orang berbelanja sehingga ini adalah kesempatan yang baik untuk menyebarkan pesan dan memberi tahu orang-orang tentang apa yang kami perjuangkan," kata seorang mahasiswa bernama Ken, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami berjuang untuk kebebasan, kami berjuang untuk masa depan kami," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hong Kong dan Pembelajaran bagi Kita |
Demonstrasi yang sudah berlangsung selama 6 bulan di Hong Kong belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Meski Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, memutuskan mencabut Rancangan Undang-Undang Ekstradisi yang sebelumnya menjadi pemicu aksi, tetapi dia menolak mengabulkan sejumlah tuntutan lainnya yang diajukan para pengunjuk rasa.
Seperti yang terjadi di hari Minggu (22/12) kemarin. Demonstrasi terpusat di distrik Mong Kok yang merupakan kelas pekerja di kota itu. Polisi sempat menangkap pengunjuk rasa di pusat perbelanjaan dan di kereta bawah tanah. (dkp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini