Badan untuk Sumber Daya Alam dan Energi Jepang telah mengajukan tiga cara untuk menangani 'air nuklir' itu. Yakni pertama, melepas air itu ke lautan. Kedua, melepas air lewat proses penguapan. Ketiga, kombinasi dua cara itu tadi.
"Tak ada pilihan lagi, tak bisa pula hanya menyimpan air itu untuk jangka waktu lama," kata Badan tersebut, dilansir AFP, Selasa (24/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ironi Limbah Nuklir dalam Pembangkit Listrik |
Proses ini menyisakan tritium, zat yang hanya berbahaya bagi manusia bila dosisnya terlalu banyak. Hingga kini belum ada pertemuan lanjutan untuk memutuskan bagaimana cara membuang air sisa pembangkit nuklir itu.
"Belum ada anggota yang bersuara melawan pandangan bahwa satu cara realistis secara teknis adalah membuang ke laut atau ke udara," kata pejabat Badan Sumber Daya Alam dan Energi.
Kini panel tengah membahas cara paling tepat untuk membuang cairan itu. Tak ada tenggat waktu yang dipatok.
Air itu sendiri berasal dari banyak sumber, termasuk air untuk mendinginkan air tanah pembangkit yang meresap ke pembangkit nuklir tiap harinya, juga termasuk dari air hujan yang masuk.
Badan Atom Internasional menjelaskan, air dari Fukushima yang telah disaring dapat larut ke laut dengan aman tanpa dampak kerusakan lingkungan. Namun ini bisa memicu protes nelayan dan petani, juga negara-negara tetangga.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini