DPR AS Gelar Voting Pemakzulan, Trump: Aku Tidak Salah!

Presiden AS Donald Trump (AP Photo/Brynn Anderson)

Washington - Penasihat Gedung Putih Kellyanne Conway mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump "memantau" debat pemakzulan yang digelar DPR AS. Conway mengatakan Trump tak melihat kemungkinan akan dimakzulkan.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (19/12/2019), Conway mengatakan Trump justru melihat proses pemakzulan ini sebagai "noda pada warisan orang-orang yang telah begitu fokus dan neraka bertekad untuk menyingkirkannya dari jabatan".

Trump dijadwalkan menggelar rapat umum di Battle Creek, Michigan, pada Rabu (18/12) malam waktu setempat. Rapat ini punya waktu yang sama dengan rapat pemakzulan di DPR AS atas dua dakwaan terhadap Trump yakni penyalahgunaan kekuasaan dan rintangan Kongres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump sendiri menuliskan cuitan berisi keluhan sebelum digelarnya voting pemakzulan di DPR AS. Dia marah dan menentang voting pemakzulan.

Gedung Putih bersikeras bahwa Trump akan fokus bekerja dibanding memperhatikan proses pemakzulan di DPR. Tetapi Trump menghabiskan pagi harinya dengan men-tweet dan me-retweet, mengekspresikan kemarahan dan ketidakpercayaan. Dia memiliki kampanye yang dijadwalkan untuk Rabu malam di Battle Creek, Michigan.

Simak juga video Trump Disebut Tekan Ukraina Selidiki Biden di Sidang Pemakzulan:

"Bisakah Anda percaya bahwa saya akan dimakzulkan hari ini oleh Radikal Kiri, Jangan Lakukan Demokrat, DAN AKU TIDAK MELAKUKAN SALAH!" Trump menulis dalam salah satu dari 45 tweet yang di-posting sebelum tengah hari. Dia meminta para pengikutnya untuk "Ucapkan DOA!".

Ketika anggota DPR memperdebatkan pasal-pasal pemakzulan, atensi Trump tampaknya meningkat ketika ia beralih menulis cuitan dengan semua huruf kapital: "SEPERTI KEBOHONGAN MENARIK OLEH KIRI RADIKAL, JANGAN MELIHAT DEMOKRAT. INI ADALAH SEBUAH SERANGAN DI AMERIKA, DAN SEBUAH SERANGAN DI PIHAK REPUBLIK !!!! "tulisnya.

Bila terjadi, Trump akan menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS yang akan dimakzulkan oleh DPR. Trump menghadapi dua pasal pemakzulan. Yang pertama menuduhnya menyalahgunakan kekuasaan karena diduga menekan presiden Ukraina untuk menyelidiki saingan Demokratnya sementara bantuan keamanan penting AS ditahan. Yang kedua menuduhnya obstruksi Kongres karena menghalangi upaya investigasi.