Kabut Asap Bahayakan Kesehatan, Sekolah-sekolah di Iran Diliburkan

Kabut Asap Bahayakan Kesehatan, Sekolah-sekolah di Iran Diliburkan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 16 Des 2019 14:08 WIB
Polusi udara parah sedang melanda Iran (AFP Photo/STR)
Teheran - Kabut asap yang tebal dan dinyatakan berbahaya bagi kesehatan menyelimuti sebagian wilayah Iran, termasuk ibu kota Teheran. Akibatnya, sekolah-sekolah di Iran terpaksa diliburkan sementara.

Seperti dilansir AFP, Senin (16/12/2019), polusi udara yang menyelimuti wilayah Teheran ditetapkan ada di level 'tidak sehat untuk kelompok sensitif'. Otoritas setempat memperingatkan bahwa setiap warga, baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia (lansia), yang memiliki gangguan pernapasan untuk tetap tinggal di dalam rumah. Aktivitas olahraga di area terbuka juga ditangguhkan sementara.

Tidak disebutkan secara jelas jumlah sekolah yang diliburkan karena polusi udara. Hanya dilaporkan bahwa keputusan itu diumumkan pada Sabtu (14/12) waktu setempat oleh Wakil Gubernur setempat, Mohammad Taghizadeh, setelah menghadiri rapat dengan komisi darurat untuk membahas polusi udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seluruh sekolah di provinsi (Teheran) ini, kecuali di distrik Firuzkuh dan Damavand, diliburkan mulai Minggu (15/12)," sebut Taghizadeh dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita IRNA.


Ditambahkan Taghizadeh bahwa sekolah-sekolah di ibu kota Teheran akan diliburkan pada Senin (16/12) waktu setempat. Sekolah-sekolah di Provinsi Alborz dan kota Qom serta Arak, juga diliburkan sementara.

Kantor berita IRNA juga melaporkan skema lalu lintas yang didasarkan pada nomor plat ganjil-genap juga diberlakukan untuk membatasi kepadatan lalu lintas di jalanan Teheran. Truk-truk dilarang untuk melaju di jalanan Teheran.

Taghizadeh juga menyatakan bahwa seluruh aktivitas di area-area tambang pasir yang ada di Provinsi Teheran juga dihentikan sementara.

"Kami dipaksa untuk hidup dengan polusi dan menoleransi situasi ini," sebut seorang dokter gigi yang berdomisili di Teheran. "Saya pikir tidak ada satupun yang menjalankan tugasnya dengan baik di negara ini, baik pemerintah maupun rakyatnya," imbuhnya.

Pada Minggu (15/12) waktu setempat, awan-awan berwarna abu-abu menyelimuti wilayah Teheran hingga menghalangi pemandangan gunung-gunung yang menghadap ke kota tersebut.


Menurut situs pemantau polusi udara udara, air.tehran.ir, konsentrasi rata-rata partikel terbaik dan paling berbahaya di udara (PM 2,5) mencapai angka 145 mikrogram per meter kubik selama 24 tahun hingga Minggu (15/12) siang waktu setempat. Angka ini mencapai enam kali lipat dibandingkan rekomendasi maksimum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 25 mikrogram per meter kubik.

Sejumlah warga Teheran menuturkan kepada AFP bahwa polusi udara ini merupakan salah otoritas Iran yang membiarkan adanya banyak proyek konstruksi dan kurangnya variasi transportasi publik, yang memicu polusi berkepanjangan.

"Selama para pejabat duduk di dalam mobil-mobil dengan kaca jendela yang berwarna abu, mereka tidak menyadari adanya polusi udara. Begitu mereka duduk di dalam mobil seperti punya saya, mereka akan tahu udaranya terkena polusi dan sesuatu harus dilakukan," ucap seorang sopir taksi di Teheran.

Menurut sopir taksi bernama Mohammad ini, langkah 'elektrifikasi transportasi publik' seperti bus dan taksi dan memperluas jaringan kereta bawah tanah Teheran bisa menjadi solusi.

Kondisi udara di Iran memburuk saat musim dingin, ketika udara dingin dan kurangnya hembusan angin, menjebak kabut asap berbahaya di daerah perkotaan. Fenomena ini disebut sebagai inversi thermal. Sebagian besar polusi di Iran, khususnya di area perkotaan, menurut laporan Bank Dunia yang dirilis tahun lalu, disebabkan oleh kendaraan-kendaraan berat, sepeda motor, kilang minyak dan pembangkit listrik.

"Kita tidak bisa melakukan apapun kecuali menunggu angin untuk berhembus atau hujan untuk turun," ujar seorang mahasiswa setempat, Bardia Danaie.

Halaman 2 dari 3
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads