Warga Katolik Irak Batalkan Perayaan Natal Demi Solidaritas Korban Demo

Warga Katolik Irak Batalkan Perayaan Natal Demi Solidaritas Korban Demo

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 04 Des 2019 14:26 WIB
Demonstran antipemerintah di Irak berkumpul di dekat pembatas yang dipasang pasukan keamanan (AP Photo/Khalid Mohammed)
Baghdad - Warga Katolik di Irak membatalkan perayaan Natal secara publik sebagai solidaritas dengan unjuk rasa antipemerintah yang masih berlanjut di negara tersebut. Pembatalan perayaan publik ini disampaikan oleh otoritas Gereja Katolik setempat.

Seperti dilansir AFP, Rabu (4/12/2019), Kepala Gereja Katolik Kaldea di Irak mengumumkan bahwa warga Katolik setempat tidak akan menggelar perayaan Natal secara publik demi menghormati korban tewas dan korban luka dalam unjuk rasa antipemerintah yang berlangsung 1 Oktober lalu.

Unjuk rasa besar-besaran yang digelar di ibu kota Baghdad dan sejumlah kota lainnya di wilayah selatan Irak, seringkali diwarnai bentrokan sengit antara demonstran dan pasukan keamanan Irak. Sejauh ini dilaporkan bahwa bentrokan tersebut telah menewaskan nyaris 430 orang dan melukai 20 ribu orang lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kebanyakan unjuk rasa digelar di area-area yang mayoritas dihuni warga Muslim Syiah, namun sebagian besar komunitas Nasrani di Irak menyatakan akan ikut aksi solidaritas.

"Tidak akan ada pohon-pohon Natal yang dihias di gereja-gereja atau jalanan setempat, tidak ada perayaan dan tidak ada resepsi di patriarkat (kepala gereja)," demikian bunyi pengumuman dari Kepala Gereja Katolik Kaldea di Irak, Patriark Louis Raphael Sako.

Warga Nasrani di Irak dilanda konflik selama bertahun-tahun, dengan hanya tersisa sepertiga dari 1,5 juta warga Nasrani yang tinggal di Irak sebelum tahun 2003. Kebanyakan warga Nasrani tinggal di Baghdad atau di Provinsi Nineveh.



Simak juga video Indahnya Kerlap-kerlip Kampung Natal di Mamasa:



Dalam pengumumannya, Sako menyebut keputusan itu dimaksudkan untuk menghormati korban tewas dan korban luka dalam unjuk rasa.

"Untuk menghormati korban tewas dan korban luka dari pihak demonstran dan pasukan keamanan, dan demi solidaritas dengan penderitaan keluarga mereka," sebutnya.

Unjuk rasa antipemerintah di Irak memasuki bulan ketiga, dengan komunitas non-Syiah di Irak juga menyampaikan solidaritas mereka. Warga Sunni di Mosul menggelar arak-arakan pemakaman dan warga di Provinsi Salahaddin mengumumkan masa berkabung selama tiga hari untuk para korban tewas. Ratusan mahasiswa juga ikut menggelar aksi massa di wilayah Kirkuk yang multi-etnis.


Pekan lalu, Perdana Menteri (PM) Irak, Adel Abdul Mahdi, menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya setelah unjuk rasa antipemerintah terus berlangsung. Namun para demonstran terus melanjutkan aksinya untuk memprotes korupsi pemerintah dan mengeluhkan buruknya layanan publik serta tingginya angka pengangguran. Demonstran juga mengecam semakin meningkatnya pengaruh Iran dalam urusan dalam negeri Irak.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads