Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Sabtu (30/11/2019), buaya pembunuh itu diyakini bebas berkeliaran di anak sungai yang mengalir di sebuah perkebunan kelapa sawit di distrik Suai, Sarawak bagian utara.
Korporasi Kehutanan Sarawak (SFC) menyatakan telah mengerahkan satu tim penembak untuk melumpuhkan buaya tersebut. SFC yang didirikan pemerintah negara bagian Sarawak ini bertugas menjaga pengelolaan dan pelestarian hutan di wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO SFC Zolkipli Mohamad Aton menuturkan kepada The Star bahwa polisi menghubungi pihaknya untuk meminta bantuan dalam melacak seekor buaya yang diduga kuat menyerang seorang pekerja perkebunan setempat.
Zolkipli menyebut bahwa pihak pengelola perkebunan sebelumnya melaporkan keberadaan seekor buaya berukuran besar setelah para pekerja melihatnya berkeliaran di area rawa-rawa yang ada di dalam perkebunan.
"Tim kami dari Miri sedang memburu buaya itu sekarang," ucap Zolkipli dalam pernyataannya. "Mereka menyisir sungai di dalam perkebunan dan area sekitarnya," imbuhnya.
Sesosok jenazah manusia yang ditemukan di tepi sungai di area perkebunan yang terletak di antara Miri dan Bintulu itu diyakini sebagai seorang pekerja perkebunan berusia paruh baya asal Indonesia yang bernama Abdul Situju. Dilaporkan bahwa Situju menghilang sejak Senin (25/11) lalu, saat mengumpulkan sayuran di area rawa-rawa.
Sesosok jenazah itu ditemukan tidak dalam keadaan utuh. Sebagian dari jenazah itu ditemukan dalam beberapa hari di area rawa-rawa di dalam perkebunan.
Wilayah Sarawak Utara diketahui memiliki sejumlah distrik yang cukup kerap dilanda serangan buaya. Pada 3 Juli lalu, sejumlah nelayan yang tinggal di sepanjang Sungai Suai menemukan sesosok jenazah yang separuhnya telah dimakan buaya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini