Baghdad - Aparat keamanan Irak melancarkan operasi terhadap para
demonstran antipemerintah di wilayah Irak bagian selatan. Akibatnya, setidaknya 13 orang tewas dalam eskalasi mematikan yang terjadi beberapa jam setelah pembakaran sebuah gedung konsulat Iran.
Militer Irak menyatakan dalam statemen seperti dilansir kantor berita
AFP, Kamis (28/11/2019), Perdana Menteri (PM) Irak Adel Abdel Mahdi, sebagai panglima angkatan bersenjata, mengerahkan kepala-kepala militer ke sejumlah provinsi yang dilanda kerusuhan guna "mengembalikan ketertiban" di wilayah-wilayah tersebut.
Baghdad, ibu kota
Irak dan wilayah Irak bagian selatan tengah dilanda kerusuhan jalanan terparah seiring aksi-aksi demo digelar warga yang kebanyakan kaum muda, untuk meluapkan kemarahan mereka pada pemerintah Irak dan para pendukungnya di negara tetangga,
Iran.
Sebelumnya pada Rabu (27/11) malam waktu setempat, para demonstran membakar gedung konsulat Iran di kota Najaf seraya meneriakkan "Kemenangan untuk Irak!" dan "Iran keluar!"
Bentrokan terbaru antara aparat keamanan dan demonstran terjadi hari Kamis ini di Nasiriyah, di mana pasukan keamanan mengusir para demonstran dari dua jembatan utama yang telah mereka duduki selama berhari-hari.
Menurut sumber-sumber medis dan keamanan, setidaknya 13 demonstran tewas ditembak dan sekitar 100 orang lainnya luka-luka, dengan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Menurut penghitungan AFP, korban tewas dalam kerusuhan jalanan sejak awal Oktober lalu, sejauh ini telah berjumlah lebih dari 360 orang dan lebih dari 15 ribu orang luka-luka. Otoritas Irak tidak merilis angka terbaru mengenai jumlah korban.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini