Dilansir dari Associated Press, Rabu (27/11/2019), dua orang pengunjuk rasa tewas dan 35 lainnya luka-luka ketika pasukan keamanan menembakkan peluru tajam untuk membubarkan mereka dari Jalan Rasheed yang bersejarah di Baghdad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu diduga akibat pasukan keamanan yang menggunakan peluru tajam dan gas air mata untuk mengusir demonstran agar tidak melampaui rintangan beton. Para pejabat mengklaim aparat bertindak sesuai aturan.
Demonstrasi berkecamuk di Baghdad dan Irak bagian selatan yang sebagian besar berpenduduk Syiah sejak 1 Oktober. Para pengunjukrasa menuduh pemerintah sangat korup dan mengeluhkan pelayanan publik yang buruk serta pengangguran yang tinggi.
Setidaknya 350 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka dalam apa yang telah menjadi gerakan protes rakyat terbesar dalam sejarah modern Irak. Para pengunjuk rasa menduduki tiga jembatan utama di Baghdad tengah yakni Jumhuriya, Ahrar dan Sinar dalam perselisihan dengan pasukan keamanan. Mereka juga membakar ban di Jembatan Ahrar untuk memblokir pasukan keamanan dari mengakses daerah itu.
Di Karbala, empat pengunjuk rasa tewas oleh tembakan langsung dari pasukan keamanan dalam 24 jam sebelumnya. Tiga dari pengunjuk rasa anti-pemerintah tewas ketika pasukan keamanan menembakkan peluru tajam untuk membubarkan kerumunan di kota suci Karbala Selasa (26/11) malam.
Seorang pengunjuk rasa meninggal karena luka-luka yang diderita ketika tabung gas air mata menghantamnya dalam bentrokan pada hari sebelumnya. Para pejabat juga menyebut aparat bertindak sesuai aturan.
Tiga ledakan serentak juga mengguncang Baghdad Selasa (26/11) malam. Ledakan itu menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 12 orang lainnya.
Pemboman itu terjadi jauh dari Lapangan Tahrir di Baghdad, pusat dari protes anti-pemerintah selama berminggu-minggu yang telah menjadi tantangan keamanan terbesar bagi Irak sejak kekalahan kelompok Negara Islam.
Jalan antara Karbala dan Baghdad diblokir oleh pengunjuk rasa Rabu. Demonstran telah membakar ban dan memotong akses ke jalan utama di beberapa provinsi selatan dalam beberapa hari terakhir.
Di selatan kota Basra, pengunjuk rasa terus memotong jalan-jalan utama ke pelabuhan komoditas utama Teluk di Umm Qasr dan Khor al-Zubair, mengurangi aktivitas perdagangan sebesar 50%. Para pengunjuk rasa juga memblokir jalan-jalan menuju ladang minyak utama di Qurna Barat dan Rumaila. Seorang pejabat senior kementerian perminyakan mengatakan produksi minyak mentah tidak terpengaruh oleh penutupan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini