Menteri Dalam Negeri Arturo Murillo membawa kasus ini ke jaksa penuntut federal di La Paz, yang telah dilanda blokade jalan-jalan selama berminggu-minggu, menyebabkan kekurangan makanan dan bahan bakar di pusat pemerintahan tersebut.
"Kami menginginkan hukuman maksimum untuk penghasutan dan terorisme," kata Murillo kepada wartawan setelah melancarkan tindakan hukum terhadap Morales, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (23/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Morales -- yang melarikan diri ke Meksiko setelah mengundurkan diri pada 10 November -- didakwa dan dihukum, dia akan menghadapi hukuman maksimum 30 tahun penjara.
Tindakan hukum terhadap presiden pribumi pertama Bolivia ini terjadi di saat Kongres memperdebatkan kapan harus mengadakan pemilihan baru, yang dipandang penting untuk memadamkan kerusuhan selama berminggu-minggu yang meletus setelah pemungutan suara 20 Oktober yang disengketakan.
Evo Morales yang telah menjabat selama tiga periode, mengklaim bahwa dirinya memenangkan pemungutan suara, tetapi kelompok oposisi mengatakan pemilu tersebut curang.
Audit jajak pendapat oleh Organisasi Negara-negara Amerika yang berbasis di Washington, AS juga menemukan penyimpangan dalam hasil pemilu.
Setidaknya 32 orang telah tewas sejak pemilu itu, termasuk 17 orang yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan ketika pengunjuk rasa anti-pemerintah memblokir jalan-jalan utama.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini