Seperti dilansir AFP, Senin (18/11/2019), puluhan tentara China keluar dari barak-barak mereka di Hong Kong pada Sabtu (16/11) waktu setempat, untuk membantu pembersihan di ruas jalanan sekitar barak mereka, usai bentrokan sengit antara demonstran antipemerintah dan polisi setempat.
Tentara-tentara China itu memunguti puing-puing dan dan memindahkan barikade yang dipasang demonstran di sekitar garnisun mereka di Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentara-tentara dari garnisun PLA Hong Kong bergabung dengan warga dalam membersihkan puing dan upaya mereka disambut baik oleh warga Hong Kong," imbuhnya.
Diketahui bahwa militer China memiliki sebuah garnisun di Hong Kong sejak Inggris mengembalikan Hong Kong ke China tahun 1997 lalu. Namun diketahui bahwa tentara China yang ditugaskan di garnisun Hong Kong jarang meninggalkan barak mereka. Terakhir kalinya tentara China terlihat di jalanan Hong Kong tahun 2018 saat membantu aktivitas pembersihan usai badai dahsyat.
Menurut aturan hukum dasar Hong Kong, tentara-tentara dari daratan utama China bisa beroperasi di Hong Kong jika otoritas setempat memintanya.
Dalam pernyataan pada Sabtu (16/11) lalu, pemerintah Hong Kong menyatakan pihaknya tidak meminta tentara China untuk membantu membersihkan jalanan.
Sementara itu, otoritas China telah berulang kali memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mentoleransi aksi kekerasan di Hong Kong. Diketahui bahwa bentrokan kembali pecah pada akhir pekan lalu hingga awal pekan ini. Para demonstran antipemerintah masuk ke dalam kampus dan melakukan pembakaran untuk mencegah polisi menyerbu mereka.
Wu memberikan peringatan baru untuk situasi terkini tersebut. "Mengakhiri kekerasan dan memulihkan ketertiban merupakan tugas paling mendesak di Hong Kong," tegas Wu setelah Menteri Pertahanan (Menhan) China, Wei Fenghe, bertemu Menhan AS, Mark Esper, di Bangkok, Thailand.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini