Seperti dilansir AFP, Kamis (14/11/2019), mahasiswa bernama Abrar Fahad (21) ditemukan tewas di dalam asramanya, beberapa jam setelah dia menulis postingan Facebook yang isinya mengecam pemerintah karena menandatangani kesepakatan berbagi air dengan India.
Jenazahnya Fahad ditemukan dalam kondisi babak belur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian Bangladesh menyebut Fahad dipukuli hingga tewas oleh sejumlah mahasiswa lainnya, yang kebanyakan merupakan anggota Partai Liga Awami cabang universitas tempatnya kuliah. Para pelaku lainnya disebut terkait organisasi politik mahasiswa, Liga Chhatra Bangladesh (BCL), yang pro-pemerintah.
"Dakwaan pembunuhan telah dijeratkan oleh pengadilan terhadap 25 pria itu," ucap juru bicara kepolisian setempat, Monirul Islam, kepada AFP.
"Menurut rekaman CCTV, setidaknya 11 orang terlibat langsung dalam pemukulan terhadap Fahad hingga tewas," imbuhnya.
Disebutkan Monirul bahwa para terdakwa menciptakan 'lingkungan penuh ketakutan' di kampus, dengan kekerasan fisik dan perilaku menindas.
"Mereka (terdakwa-red) menggunakan identitas politik mereka sebagai perlindungan," sebut Monirul, merujuk pada Partai Liga Awami yang menaungi Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina.
Kematian Fahad memicu unjuk rasa besar-besaran di kalangan mahasiswa di Bangladesh. Hal ini membuat PM Hasina menjanjikan bahwa pembunuh Fahad akan dihukum berat.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini