Lebih dari 10 Ribu Orang Ikut Aksi Melawan Islamofobia di Prancis

Lebih dari 10 Ribu Orang Ikut Aksi Melawan Islamofobia di Prancis

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 11 Nov 2019 17:25 WIB
Aksi massa melawan Islamofobia di Paris (AFP Photo/GEOFFROY VAN DER HASSELT)
Paris - Lebih dari 10 ribu orang turun ke jalanan Paris, Prancis untuk ikut aksi massa melawan Islamofobia. Aksi ini menyusul serangan ke sebuah masjid di wilayah Bayonne, Prancis bagian selatan, bulan lalu.

Seperti dilansir AFP, Senin (11/11/2019), dalam serangan yang terjadi bulan lalu, seorang pria berusia 84 tahun menembak dua pria hingga luka-luka saat hendak membakar sebuah masjid di Bayonne. Pria itu diketahui merupakan mantan aktivis sayap kanan jauh.

Kebanyakan orang yang ikut dalam aksi massa ini membawa poster yang isinya mengecam serangan terhadap Islam. Sejumlah wanita yang hadir tampak memakai cadar. Beberapa orang lainnya memakai cadar dengan warga biru, putih dan merah yang melambangkan bendera nasional Prancis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut penghitungan konsultan Occurence, sekitar 13.500 orang mengikuti aksi massa yang digelar pada Minggu (11/11) waktu setempat.

Aksi massa melawan Islamofobia ini diserukan oleh sejumlah individu dan organisasi setempat, termasuk kelompok bernama Collection against Islamofobia in France (CCIF). Aksi ini juga digelar di tengah perdebatan sengit soal cadar yang kembali mencuat di Prancis.

"Kami datang untuk menyampaikan peringatan, untuk mengatakan bahwa ada level kebencian tidak bisa Anda lewati," ucap salah satu warga yang ikut aksi, Larbi (35), kepada AFP. "Kami terbuka pada kritikan, tapi Anda tidak seharusnya melewati batas tertentu," imbuhnya.

Aksi massa melawan Islamofobia di ParisAksi massa melawan Islamofobia di Paris Foto: AFP Photo/GEOFFROY VAN DER HASSELT


"Kami ingin didengar... bukan didorong ke ujung masyarakat," ucap Asmae Eumosid (29), wanita bercadar dari pinggiran Paris, kepada AFP. "Anda mendengar banyak omong kosong soal Islam dan soal wanita bercadar," ujar wanita yang bekerja sebagai teknisi di industri mobil ini.

"Dengan atau tanpa cadar, kami muak ada di garis belakang. Saya memilih untuk tidak memakainya, tapi itu melukai saya bahwa mereka yang memakainya menjadi target," ujar Nadjet Fella yang bekerja sebagai perawat.

Di kota Marseille, aksi serupa juga digelar dan diikuti oleh ratusan orang. Mereka membawa poster bertuliskan 'Islamofobia membunuh' dan meneriakkan bahwa 'Kita semua adalah anak-anak Republik ini'.

"Ada propaganda keji melawan warga muslim," ucap Claudine Rodinson (76), seorang pensiunan dari kelompok radikal sayap kiri, Partai Lutte Ouvriere. Rodinson menyebut bahwa terorisme jihad secara sengaja disamakan dengan Islam.


Diketahui bahwa Prancis memiliki sekitar 5-6 juta warga muslim. Hal ini menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di Prancis dan menjadikan komunitas muslim Prancis sebagai yang terbesar di kawasan Eropa. Namun diketahui bahwa Prancis sangat protektif dalam melindungi prinsip-prinsip sekuler yang diatur oleh konstitusinya, dengan simbol-simbol keagamaan dilarang di sekolah umum.

Di sisi lain, aksi massa ini menuai sindiran dari kalangan sayap kanan, salah satunya dari pemimpin Partai Rally Nasional, Marine Le Pen. Disebutkan Le Pen via akun Twitternya bahwa Islam radikal membunuh lebih banyak warga muslim di Prancis dibandingkan Islamofobia. "Ini membongkar level penipuan Anda!" sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads