"Kekuatan politik dan partai adalah institusi penting dalam sistem demokrasi apa pun, dan mereka telah membuat pengorbanan besar, tetapi mereka juga telah membuat banyak kesalahan," kata Abdul Mahdi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Minggu (10/11/2019).
Dia membuat pernyataan itu ketika pasukan keamanan berusaha mendorong pengunjuk rasa meninggalkan jembatan utama Baghdad yang telah diduduki selama berhari-hari. Setidaknya, 34 orang terluka ketika pasukan keamanan meluncurkan gas air mata untuk mencoba membubarkan pengunjuk rasa yang masih berkumpul di dekat jembatan.
Pada hari Jumat, Ayatullah Ali al-Sistani, ulama senior Muslim Syiah Irak, mendesak elite penguasa negara itu untuk mencari jalan keluar yang damai dari krisis yang menewaskan sedikitnya 280 orang.