"(Dia) Membuka pintu dan meminta mereka membayar, atau menyerahkan kartu identitas mereka untuk laporan (polisi), atau turun dari kereta," kata jaksa penuntut umum seperti dilansir Reuters, Kamis (31/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden pada Senin (28/10) pagi di dekat kota Delta Nil itu memicu kemarahan di kalangan pengguna media sosial. Banyak dari mereka melihat kejadian itu sebagai contoh bagaimana aparat memperlakukan orang miskin serta penggunaan disiplin gaya militer yang keras.
Atas perbuatannya, Ibrahim ditahan selama empat hari sambil menunggu penyelidikan atas tuduhan tersebut. Dia dianggap melakukan perbuatan yang membahayakan keselamatan penumpang.
"Melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan dua penumpang kereta api dan menyebabkan kematian salah satu dari mereka", tambahnya.
Ibrahim membantah tuduhan itu dan mengatakan telah berusaha mencegah kedua korban melompat.
Menteri Perhubungan Mesir Kamel al-Wazir mengatakan kedua pedagang asongan itu melompat ketika kereta melewati stasiun yang tidak digunakan. Dia menyebut Eid jatuh di antara kereta api dan peron.
Keluarga pedagang asongan yang tewas akan diberikan 100 ribu Pound Mesir sebagai kompensasi serta pekerjaan untuk kerabat di Otoritas Kereta Api. Sedangkan 20 ribu Pound untuk Samir, pengasong yang luka-luka.
Otoritas Kereta Api mengatakan kedua pria itu adalah penjaja yang menolak membayar tiket dan melompat dari kereta ketika melambat. Otoritas Kereta Api tak menyebut Ibrahim yang memerintahkan mereka turun dari kereta.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini