Dilansir AFP, Rabu (23/10/2019), Wakil Menteri Dalam Negeri Rodrigo Ubilla mengatakan bocah tersebut terbunuh bersama lelaki dewasa ketika seorang pengemudi mabuk menabrak kerumunan demonstran. Lainnya tewas karena luka-luka akibat pemukulan oleh polisi.
Atas peristiwa tersebut, Paus Fransiskus menyerukan dialog dan mengakhiri kekerasan di Chile. Kekerasan itu terjadi akibat ketidaksetaraan ekonomi yang melanda negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap demonstrasi kekerasan ini dapat diakhiri dengan dialog untuk mencari solusi atas krisis dan kesulitan yang menjadi akar permasalahan," imbuh dia.
Kekerasan, penjarahan hingga pembakaran yang terjadi di Chile itu adalah yang terburuk sejak kembali ke demokrasi setelah kediktatoran sayap kanan 1973-1990.
Presiden Chile Sebastian Pinera pada Selasa (22/1) telah mengumumkan paket langkah-langkah sosial yang bertujuan membendung protes. Kebijakan itu salah satunya terkait tarif transportasi.
Masyarakat dengan cepat bergerak protes lebih luas terhadap kesengsaraan sosial dan ekonomi, termasuk kesenjangan menganga antara kaya dan miskin. Padahal Chile kerap dianggap sebagai salah satu negara yang paling stabil di Amerika Latin.
Lembaga HAM Chile mengatakan lebih dari 200 orang telah dibawa ke rumah sakit, hampir setengahnya dengan luka tembak, sementara banyak lainnya menderita luka mata akibat peluru bulat. Sejak kerusuhan dimulai, lebih dari 2.600 orang telah ditahan.
Tonton juga video Cium Kaki Presiden Sudan Selatan, Paus Minta Jaga Perdamaian:
(ibh/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini