New York -
Amnesty International menyebut pasukan militer
Turki dan pemberontak Suriah yang menjadi sekutunya dalam operasi terhadap milisi Kurdi di
Suriah bagian timur laut, telah melakukan 'kejahatan perang'.
Seperti dilansir
AFP, Jumat (18/10/2019), Amnesty International menuduh pasukan militer Turki telah melakukan 'pelanggaran serius dan kejahatan perang, pembunuh mendadak dan serangan-serangan melanggar hukum' dalam operasi militer yang dilancarkan sejak 9 Oktober lalu.
Belum ada tanggapan resmi dari otoritas Turki terkait tuduhan Amnesty International.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Kamis (17/10) malam waktu setempat, Turki menyepakati penangguhan serangan udara terhadap milisi Kurdi di Suriah. Ini diumumkan setelah otoritas Turki berbicara dengan Wakil Presiden AS Mike Pence. Tidak hanya itu, Turki juga sepakat untuk mengakhiri operasi militer jika pasukan Kurdi menarik diri dari zona aman di sepanjang perbatasan Suriah.
Otoritas Turki sebelumnya menyatakan bahwa semua langkah yang mungkin telah diambil untuk menghindari korban sipil.
Operasi militer Turki di Suriah bertujuan untuk mengusir milisi Kurdi yang bernama Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dari area dekat perbatasan Suriah-Turki. Area tersebut akan dijadikan zona aman bagi para pengungsi Suriah yang akan dipulangkan dari Tukri.
Laporan kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut operasi militer Turki telah menewaskan lebih dari 500 orang, termasuk puluhan warga sipil yang kebanyakan dari pihak Kurdi.
"Pasukan militer Turki dan koalisi kelompok bersenjata Suriah yang didukung Turki telah menunjukkan pengabaian yang memalukan terhadap nyawa warga sipil," sebut Amnesty International dalam pernyataannya.
Tuduhan Amnesty International ini didasarkan pada testimoni dari 17 orang termasuk petugas medis, relawan kemanusiaan, petugas penyelamat, jurnalis dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal, juga pada rekaman video dari lapangan.
"Informasi yang dikumpulkan memberikan bukti kuat soal serangan membabi-buta di area-area permukiman, termasuk serangan terhadap sebuah rumah warga, sebuah toko roti dan sebuah sekolah, yang dilakukan oleh Turki dan kelompok bersenjata Suriah yang menjadi sekutunya," sebut Amnesty.
Sekjen Amnesty International, Kumi Naidoo, menyebut pasukan Turki dan sekutunya telah 'menunjukkan pengabaian yang sangat tidak berperasaan terhadap nyawa warga sipil'.
Laporan Amnesty International menyertakan testimoni seorang relawan Bulan Sabut Merah dari Kurdi, yang menyatakan dirinya mengevakuasi sejumlah jasad dari puing-puing bekas serangan udara Turki di dekat sebuah sekolah di Salhiye pada 12 Oktober lalu. "Saya tidak bisa menyebut apakah jasad itu laki-laki atau perempuan karena mayatnya hangus. Mayatnya tampak seperti arang," sebutnya.
Seorang politikus wanita Kurdi, Hevrin Khalaf, dan pengawalnya dilaporkan dieksekusi secara kejam oleh anggota Tentara Nasional Suriah, sebutan bagi kelompok bersenjata yang didanai dan dilatih oleh Turki.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini