Seperti dilansir AFP, Senin (14/10/2019), kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut bahwa salah satu serangan udara Turki mengenai sebuah konvoi kendaraan yang membawa warga sipil dan para jurnalis.
Sedikitnya 10 orang tewas akibat serangan udara yang terjadi pada Minggu (13/10) waktu setempat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jurnalis televisi Prancis, France 2, Stephanie Perez, menuturkan via Twitter bahwa dirinya sedang bepergian dalam konvoi kendaraan yang terkena gempuran udara Turki. "Tim kami selamat, tapi kolega-kolega kami tewas," sebut Perez.
Syrian Observatory yang berkantor di Inggris menyebut satu jurnalis tewas akibat gempuran udara Turki tersebut. Namun asal kewarganegaraan sang jurnalis belum diketahui pasti.
Tidak dijelaskan lebih lanjut soal lokasi gempuran udara Turki lainnya. Namun Syrian Observatory menyebut 26 warga sipil tewas akibat berbagai serangan udara Turki sepanjang Minggu (13/10) waktu setempat, yang merupakan bagian dari operasi militer terhadap milisi Kurdi di Suriah.
Diketahui bahwa operasi militer lintas perbatasan itu dilancarkan Turki sejak Rabu (9/10) pekan lalu. Dalam operasinya, Turki dibantu oleh bekas kelompok pemberontak Suriah yang menjadi proxy-nya di dalam wilayah Suriah. Total sedikitnya 60 orang yang semuanya warga sipil tewas sejak pekan lalu.
Sekitar 104 orang lainnya yang merupakan anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didominasi oleh milisi Kurdi, tewas dalam gempuran tersebut. Milisi Kurdi bernama Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dianggap oleh pemerintah Turki sebagai kelompok teroris yang mengobarkan gerakan separatis.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut operasi militer Turki telah memaksa 130 ribu orang melarikan diri dari rumah masing-masing di Suriah.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini