Presiden Xi Jinping: Upaya Pemisahan China Akan Berujung 'Tubuh Hancur'

Presiden Xi Jinping: Upaya Pemisahan China Akan Berujung 'Tubuh Hancur'

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 14 Okt 2019 13:48 WIB
Presiden China Xi Jinping (REUTERS/Jason Lee)
Kathmandu - Presiden China, Xi Jinping, melontarkan peringatan keras terhadap setiap upaya untuk memisahkan dan memecah-belah China di tengah maraknya unjuk rasa anti-Beijing di Hong Kong. Ditegaskan Presiden Xi bahwa upaya pemisahan hanya akan berujung pada 'tubuh-tubuh hancur dan tulang-tulang menjadi serbuk'.

Seperti dilansir AFP, Senin (14/10/2019), peringatan ini disampaikan Presiden Xi saat melakukan kunjungan akhir pekan ke Nepal. Peringatan itu dirilis secara resmi oleh Kementerian Luar Negeri China pada Minggu (13/10) waktu setempat.

"Siapa saja yang berupaya memisahkan setiap wilayah dari China akan musnah, dengan tubuh-tubuh mereka hancur dan tulang-tulang hancur menjadi serbuk," tegas Presiden Xi dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Setiap kekuatan eksternal yang mendukung pemisahan China hanya bisa dianggap khayalan oleh rakyat China," imbuhnya.

Presiden Xi tidak menyebut secara spesifik wilayah yang dimaksud, namun peringatannya ini disampaikan saat demonstran pro-demokrasi di Hong Kong kembali bentrok dengan kepolisian pada Minggu (13/10) waktu setempat. Hal ini juga disampaikan di tengah ketegangan tinggi dengan otoritas Taiwan.

Unjuk rasa antipemerintah kembali digelar di kawasan pusat finansial Hong Kong, dengan sejumlah demonstran memblokir ruas jalanan, menyabotase rel kereta dan menyerbu pusat-pusat bisnis pro-China.

Otoritas China daratan sebelumnya menuduh 'kekuatan eksternal' mengobarkan kerusuhan di Hong Kong, wilayah semi-otonomi yang menikmati hak-hak demokrasi, seperti kebebasan berbicara, yang tidak dinikmati warga China daratan.

Unjuk rasa yang sebelumnya menuntut pencabutan Rancangan Undang-undang (RUU) ekstradisi, yang juga mengatur ekstradisi ke China daratan, kini meluas menjadi gerakan lebih luas menuntut demokrasi dan penyelidikan terhadap kepolisian.


Ada kekhawatiran bahwa China akan mengerahkan tentaranya untuk mengakhiri unjuk rasa besar-besaran yang terus berlanjut selama empat bulan terakhir. Namun sejauh ini, China menegaskan keyakinan pada kemampuan Kepolisian Hong Kong untuk menangani demonstran.

Sementara itu, terhadap Taiwan, pemerintah China menunjukkan sikap keras sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih tahun 2016 lalu. Ditambah lagi, pemerintahan Presiden Tsai terus menolak untuk mengakui Taiwan sebagai bagian dari 'satu China', yang selama ini selalu digaungkan pemerintah China daratan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads