Dilansir dari AFP, Kamis (10/10/2019), pengumuman ini merupakan langkah terbaru dari serangkaian program yang bertujuan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di kerajaan, bahkan ketika kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Riyadh menindak aktivis perempuan.
"Langkah lain untuk pemberdayaan," tulis kementerian luar negeri di Twitter, dia menambahkan bahwa perempuan akan dapat masuk sebagai di tingkat satu, dengan jabatan kopral atau sersan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pada tahun lalu, Arab Saudi mengizinkan wanita untuk bergabung dengan pasukan keamanannya. Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan, telah menyetujui sejumlah perubahan tersebut, dengan tujuan untuk memperluas hak-hak perempuan, termasuk mengizinkan mereka untuk mengemudi dan bepergian ke luar negeri tanpa persetujuan dari 'wali' laki-laki.
Kendati demikian, pada saat yang sama mengawasi penangkapan beberapa aktivis hak-hak perempuan terkemuka, termasuk aktivis Loujain al-Hathloul.
Arab Saudi merupakan negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia. Arab Saudi saat ini berupaya meningkatkan citranya dan menarik wisatawan sebagai bagian dari rencana untuk mendiversifikasi ekonominya menjauh dari minyak. (eva/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini