Seperti dilansir AFP, Jumat (4/10/2019), kerumunan demonstran yang kebanyakan para pekerja kantoran, turun ke jalanan saat jam makan siang. Aksi ini dilakukan saat pemerintah Hong Kong berniat menggunakan aturan hukum era kolonial dalam upaya mengakhiri rentetan unjuk rasa yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Laporan media menyebut pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, memutuskan untuk menggunakan Emergency Ordinance Regulations (ERO) untuk melarang penggunaan masker dan penutup wajah saat unjuk rasa. Diketahui bahwa demonstran Hong Kong memakai masker untuk menyembunyikan identitas mereka. Demonstran juga memakai helm pelindung, kacamata pelindung dan alat bantu pernapasan untuk melindungi diri dari gas air mata dan proyektil kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lam dilaporkan telah bertemu jajaran kabinetnya pada Jumat (4/10) pagi waktu setempat. Otoritas Hong Kong mengumumkan Lam dan jajaran menteri senior akan menggelar konferensi pers pada sore hari. Namun para demonstran telah bersumpah untuk menantang larangan itu.
"Anak-anak muda mempertaruhkan nyawa mereka, mereka tidak keberatan dipenjara selama 10 tahun, jadi memakai masker bukan masalah," ucap Mary (34) yang ikut turun ke jalanan pada Jumat (4/10) waktu setempat.
Diketahui bahwa para anggota parlemen propemerintah Hong Kong dan asosiasi kepolisian setempat terus menyerukan agar menggunakan undang-undang (UU) darurat era-kolonial, yang terakhir kali digunakan 52 tahun lalu oleh Inggris saat menangani kerusuhan kelompok sayap kiri yang mematikan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini