Seperti dilansir Associated Press, Kamis (3/10/2019), kemarahan Trump mencuat setelah House of Representatives (HOR) atau DPR AS memberitahu Gedung Putih soal pemanggilan jajaran pejabat dan diplomat pemerintahan Trump terkait penyelidikan pemakzulan.
Pemanggilan itu dimaksudkan untuk mencari informasi terkait laporan whistleblower yang menuduh Trump menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk melakukan penyelidikan terhadap Joe Biden, calon penantang utama Trump dalam pilpres 2020 dan putranya, Hunter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyelidikan pemakzulan yang dilakukan oleh tiga komisi pada DPR AS -- Komisi Intelijen, Komisi Urusan Luar Negeri dan Komisi Pengawasan -- bertujuan untuk menyelidiki dugaan Trump menyalahgunakan kekuasaan untuk mencari informasi yang merugikan rival politiknya.
Trump meluapkan kemarahan dalam serangkaian serangan verbal pada Rabu (2/10) waktu setempat. Dia menyebut Ketua DPR AS Nancy Pelosi dari Partai Demokrat membagi-bagikan subpoena atau panggilan 'seperti kue'. Trump menyebut si whistleblower 'jahat' dan menyebut media massa korup serta menjadi 'musuh'.
Tak hanya itu, Trump juga menyebut penyelidikan pemakzulan itu adalah 'kudeta' dan menuduh Demokrat pada DPR AS membuang-buang waktu dan uang untuk 'OMONG KOSONG'.
Ditegaskan Pelosi dalam tanggapannya bahwa Partai Demokrat tidak punya pilihan lain, selain menjalankan tanggung jawab konstitusional paling 'serius', yakni memeriksa kekuatan eksekutif setelah muncul laporan whistleblower ke publik.
"Kami menganggap ini sebagai masa yang sangat menyedihkan (bagi rakyat dan negara Amerika)," sebut Pelosi. "Memakzulkan presiden bukanlah hal yang membuat orang senang," tegasnya.
Ketua Komisi Intelijen DPR AS, Adam Schiff -- juga dari Partai Demokrat, yang memimpin penyelidikan pemakzulan, menuduh Trump 'menghasut kekerasan' dengan menyerang si whistleblower, yang dirahasiakan identitasnya dan dilindungi undang-undang federal AS. Schiff menyatakan penyelidikan sedang berjalan dengan 'urgensi'.
"Kami tidak main-main di sini," tegas Schiff dalam komentarnya.
Dalam pernyataan terpisah saat wawancara dengan 'Good Morning America', Pelosi menyebut Trump 'takut' dengan penyelidikan pemakzulan yang sedang berproses dan terhadap argumen-argumen yang muncul soal dirinya.
Trump meluapkan kemarahan kepada wartawan saat menggelar konferensi pers dengan Presiden Finlandia, Sauli Niinisto, yang sedang berkunjung ke Gedung Putih. Saat sesi tanya-jawab, terutama saat muncul pertanyaan soal pemakzulan, Trump menjawab dengan suara keras. "Itu semuanya hoax, dan Anda tahu siapa yang bermain hoax? Orang-orang seperti Anda dan media berita palsu yang kita punya di negara ini," jawab Trump dengan nada tinggi.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini