Diketahui bahwa tiga komisi pada House of Representatives (HOR) atau DPR AS -- Komisi Intelijen, Komisi Urusan Luar Negeri dan Komisi Pengawasan -- tengah menyelidiki dugaan Trump menyalahgunakan kekuasaan untuk mencari informasi yang merugikan rival politiknya dalam pilpres 2020 mendatang.
DPR AS meluncurkan penyelidikan pemakzulan secara resmi, pekan lalu, setelah muncul laporan whistleblower yang menuduh Trump menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk melakukan penyelidikan terhadap Joe Biden, calon penantang utama Trump dalam pilpres 2020 dan putranya, Hunter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan whistleblower itu didukung oleh transkrip percakapan telepon dari Gedung Putih. Penyelidikan pemakzulan diluncurkan untuk mencari tahu apakah benar Trump berusaha mempengaruhi pemerintahan asing untuk menyerang rival politiknya.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (3/10/2019), Trump memandang penyelidikan pemakzulan sebagai hal yang melecehkan dirinya, setelah penyelidikan dugaan intervensi Rusia dalam pilpres 2016 yang gagal melengserkannya. Dia juga frustrasi dengan banyaknya pemberitaan media AS yang tidak mengulas apa yang dipandang Trump sebagai kemunafikan Demokrat.
Kemarahan Trump meluap sepanjang Rabu (2/10) waktu setempat seperti dilaporkan Reuters. Mulai dari kicauan via Twitter yang bernada keras hingga melontarkan komentar sengit kepada wartawan yang menanyainya di Ruang Oval dan East Room, Gedung Putih.
"Demokrat yang tidak melakukan apapun seharusnya fokus membangun negara kita, bukannya membuang-buang waktu dan tenaga banyak orang pada OMONG KOSONG, yang telah mereka lakukan sejak saya terpilih secara luar biasa tahun 2016," tulis Trump via akun Twitter-nya.
Trump kemudian menyerang anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Adam Schiff, yang mengetuai Komisi Intelijen yang memimpin penyelidikan pemakzulan. Di Ruang Oval Gedung Putih, Trump menyebut Schiff dengan julukan 'shifty Schiff' atau 'Schiff si licik'.
"Semua yang ingin mereka lakukan adalah berupaya dan memenangkan pemilu tahun 2020, jadi mereka memunculkan pemakzulan tidak masuk akal ini!" ucap Trump merujuk pada Partai Demokrat.
Diketahui bahwa Partai Demokrat menuduh Trump menekan sekutu AS yang rapuh untuk mencampuri pilpres 2020 demi keuntungan politiknya sendiri. "Sulit untuk membayangkan tindakan yang lebih korup," ucap Schiff dalam pernyataan pada Rabu (2/10) kemarin.
Presiden Finlandia, Sauli Niinisto, yang sedang mengunjungi Gedung Putih, menjadi saksi khusus dari kemarahan Trump. Saat kedua kepala negara memberikan konferensi pers gabungan di East Room Gedung Putih, awalnya semua berjalan lancar. Trump menyampaikan belasungkawa atas serangan penikaman di sebuah kampus di Finlandia yang menewaskan satu orang, beberapa waktu lalu. Niinisto bicara soal keamanan Eropa dan melelehnya lapisan es di Arktika.
Namun ketika sesi tanya-jawab, terutama saat muncul pertanyaan soal pemakzulan, suasana hati Trump berubah. Dengan suara keras, Trump menyerang wartawan Reuters, Jeff Mason, yang bertanya apa yang sebenarnya diinginkan Trump untuk dilakukan oleh Presiden Ukraina saat dia mengulas soal hubungan bisnis antara anak Biden dengan Ukraina.
"Itu semuanya hoax, dan Anda tahu siapa yang bermain hoax? Orang-orang seperti Anda dan media berita palsu yang kita punya di negara ini," jawab Trump.
Trump kemudian meminta si wartawan untuk tidak 'kasar' dan berulang kali menghindari pertanyaan tersebut. Konferensi pers itu seharusnya mendengarkan dua pertanyaan dari pihak AS dan dua pertanyaan dari pihak Finlandia. Namun setelah pertanyaan ketiga, Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi pers dan meninggalkan ruangan.
Halaman 2 dari 3