Seperti dilansir Reuters dan CNN, Kamis (2/10/2019), laporan whistleblower yang muncul pekan lalu, menuduh Trump menekan Presiden Zelensky dalam panggilan telepon pada 25 Juli. Si whistleblower menyebut informasi itu didapat dari sejumlah pejabat Gedung Putih yang mengetahui secara langsung percakapan via telepon tersebut.
Disebutkan si whistleblower bahwa Trump meminta Ukraina melakukan penyelidikan terhadap mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan putranya, Hunter, yang pernah bekerja di perusahaan pengeboran gas yang pernah diselidiki Ukraina. Biden diketahui menjadi kandidat calon presiden (capres) paling terdepan Partai Demokrat dan berpotensi menjadi penantang utama Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun 2020 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan terbaru, Menlu Pompeo mengakui dirinya turut mendengarkan percakapan telepon itu. "Saya ada dalam panggilan telepon itu," ucap Pompeo kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke Italia.
Ditegaskan Pompeo bahwa isi percakapan via telepon itu masuk dalam konteks kebijakan AS di Ukraina, termasuk melenyapkan ancaman Rusia, memberantas korupsi dalam pemerintahan hingga ke akar dan mendorong perekonomian.
Penegasan Pompeo ini senada dengan bantahan Trump yang menyatakan dirinya tidak menekan Zelensky. Trump mengakui memang sempat membahas soal Biden dengan Zelensky, namun dia menegaskan tidak ada tekanan yang diberikannya.
Transkrip percakapan telepon yang dirilis Gedung Putih pada 25 September lalu menunjukkan sebaliknya. Trump membahas Biden dengan Zelenksy dan menyinggung soal penyelidikan oleh Ukraina terhadap anak Biden, yang telah dihentikan. Konteks penyelidikan itu tidak disebut lebih lanjut.
"Saya akan mengatakan bahwa kami melakukan banyak hal untuk Ukraina. Kami mengerahkan banyak upaya dan banyak waktu. Jauh lebih banyak daripada yang dilakukan negara-negara Eropa dan mereka seharusnya membantu Anda lebih banyak...," ucap Trump kepada Zelensky seperti tertulis pada transkrip yang dirilis Gedung Putih dan dilansir CNN.
"... Saya tidak mengatakan bahwa itu timbal-balik yang diperlukan karena hal-hal yang terjadi tidak baik, tapi Amerika Serikat telah sangat, sangat baik kepada Ukraina... Saya ingin Anda membantu kami karena negara kami telah melalui banyak hal dan Ukraina tahu banyak soal itu," ujar Trump dalam transkrip itu.
"Ada banyak pembicaraan soal anak Biden, bahwa Biden menghentikan penuntutan dan banyak orang ingin tahu soal itu jadi apapun yang bisa Anda lakukan dengan Jaksa Agung akan hebat. Biden berkeliling menyombongkan diri bahwa dia menghentikan penuntutan itu jadi jika Anda bisa memeriksanya...," ucapnya.
Trump kemudian menyatakan pengacara pribadinya, Rudy Giuliani, dan Jaksa Agung AS William Barr akan menghubungi otoritas Ukraina untuk membahas lebih lanjut hal itu. "Saya yakin Anda akan memahaminya," tandas Trump.
Konteks dalam percakapan telepon itu disampaikan Trump setelah dia membekukan bantuan senilai nyaris US$ 400 juta untuk Ukraina. Partai Demokrat menuduh Trump meminta intervensi asing dalam pilpres AS dan menggunakan uang wajib pajak AS sebagai 'umpan' demi keuntungan politik pribadi.
Penyelidikan pemakzulan sedang dilakukan oleh tiga komisi -- Komisi Intelijen, Komisi Urusan Luar Negeri dan Komisi Pengawasan -- pada House of Representatives (HOR) atau DPR AS. Komisi-komisi itu memanggil Pompeo dan Giuliani untuk memberikan keterangan juga menyerahkan dokumen tertentu. Sedikitnya lima mantan pejabat dan pejabat aktif pada Departemen Luar Negeri AS juga dimintai keterangannya mulai pekan ini.
Dilaporkan bahwa Inspektur Jenderal Departemen Luar Negeri AS, Steve Linick, telah ditanyai pada Rabu (2/10) waktu setempat. Sedangkan mantan Utusan Khusus AS untuk Ukraina, Kurt Volker, akan ditanyai pada Kamis (3/10) waktu setempat dan mantan Duta Besar AS untuk Ukraina, Marie Yovanovitch, akan ditanyai secara tertutup pada 11 Oktober mendatang.
Pompeo memberikan reaksi keras atas upaya DPR AS menanyai diplomat dan mantan diplomat tersebut. Dia menuduh Partai Demokrat dalam DPR AS telah mem-bully dan mengintimidasi personel Departemen Luar Negeri AS. Kendati demikian, Pompeo menyatakan siap bekerja sama dengan Kongres AS.
Tiga ketua komisi yang memimpin penyelidikan pemakzulan, pada Selasa (1/10) waktu setempat, memperingatkan Pompeo bahwa dirinya akan dianggap sebagai 'saksi fakta dalam penyelidikan pemakzulan DPR AS' jika dia memang ada dalam panggilan telepon antara Trump dan Zelensky.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini