Diketahui bahwa koalisi pimpinan Saudi meluncurkan operasi militer di Yaman pada Maret 2015, setelah Houthi melengserkan pemerintah Yaman di ibu kota Sanaa tahun 2014. Dalam operasinya, Saudi menerima bantuan persenjataan dan intelijen dari negara-negara Barat.
Houthi yang hingga kini masih menguasai area-area strategis di Yaman, menyatakan pada 20 September lalu bahwa pihaknya akan menangguhkan serangan rudal dan drone ke wilayah Saudi, jika koalisi menghentikan operasi militernya.
Koalisi pimpinan Saudi belum menanggapi proposal Houthi itu.
Baca juga: Iran Bela Houthi yang Bombardir Kilang Saudi |
Simak Video "Rudal Houthi Sasar Bandara di Arab Saudi, 26 Orang Terluka"
(nvc/ita)