Diketahui bahwa Saudi selama ini memimpin koalisi militer yang menggempur posisi Houthi di Yaman. Operasi militer terhadap Houthi -- yang didukung Iran dalam konflik Yaman -- telah dilancarkan Saudi sejak tahun 2015 lalu.
Seperti dilansir Reuters, Senin (30/9/2019), kesepakatan untuk saling tukar tahanan antara Houthi dan pemerintah Yaman -- yang diakui secara internasional dan didukung Saudi -- telah tercapai pada Desember lalu di Swedia. Kesepakatan ini dimediasi oleh PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pada praktiknya, kesepakatan tukar tahanan yang melibatkan 7 ribu tahanan dari masing-masing pihak ini, menemui kebuntuan saat kedua pihak kesulitan mencapai kesepakatan soal penerapannya.
"Inisiatif kami membuktikan kredibilitas kami dalam menerapkan kesepakatan Swedia dan kami menyerukan kepada pihak lain untuk mengambil langkah yang sebanding," ucap Kepala Komisi Urusan Tahanan Houthi, Abdul Qader al-Murtada, dalam pernyataan yang disiarkan al-Masirah TV, sayap media Houthi.
"350 tahanan ... masuk dalam daftar tahanan dari kesepakatan Swedia," imbuhnya.
Diketahui bahwa koalisi pimpinan Saudi meluncurkan operasi militer di Yaman pada Maret 2015, setelah Houthi melengserkan pemerintah Yaman di ibu kota Sanaa tahun 2014. Dalam operasinya, Saudi menerima bantuan persenjataan dan intelijen dari negara-negara Barat.
Houthi yang hingga kini masih menguasai area-area strategis di Yaman, menyatakan pada 20 September lalu bahwa pihaknya akan menangguhkan serangan rudal dan drone ke wilayah Saudi, jika koalisi menghentikan operasi militernya.
Koalisi pimpinan Saudi belum menanggapi proposal Houthi itu.
Baca juga: Iran Bela Houthi yang Bombardir Kilang Saudi |
Simak Video "Rudal Houthi Sasar Bandara di Arab Saudi, 26 Orang Terluka"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini