Seperti dilansir AFP, Sabtu (28/9/2010), serangan gajah liar dilaporkan menewaskan 50 orang setiap tahunnya di Sri Lanka. Kebanyakan serangan terjadi terhadap warga yang membangun rumah di dekat habitat gajah.
Dilaporkan nyaris 200 ekor gajah mati dibunuh setiap tahunnya di Sri Lanka. Kebanyakan gajah-gajah itu dibunuh para petani lokal setelah binatang liar itu masuk ke lahan pertanian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat bangkai gajah ditemukan di kawasan hutan dekat Sigiriya, yang merupakan situs warisan UNESCO yang dilindungi, pada Jumat (27/9) waktu setempat. Di kawasan hutan itu juga terdapat benteng batu dari abad ke-5.
Keempat gajah yang mati itu diperkirakan berusia antara 15-25 tahun. Terdapat seekor gajah betina yang sedang hamil dan seekor gajah jantan di antara gajah-gajah yang mati itu.
"Kami memanggil para pakar satwa liar dan dokter hewan untuk melakukan autopsi," tutur pejabat kepolisian setempat via telepon. Sigiriya diketahui berjarak 175 kilometer sebelah utara Kolombo.
Beberapa ekor gajah lainnya juga dicurigai mati. Namun belum ada bangkai gajah lainnya yang ditemukan.
Disebutkan oleh pejabat kepolisian itu bahwa serangkaian insiden gajah liar masuk ke desa-desa setempat dan menghancurkan lahan pertanian warga juga terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kami menduga gajah-gajah ini mungkin telah diracun. Kami sedang menyelidikinya," ucap pejabat kepolisian yang enggan disebut namanya.
Di Sri Lanka, membunuh gajah merupakan pelanggaran hukum yang, secara teori, bisa dihukum mati.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini