Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat dan Saudi telah menyalahkan Iran atas serangan yang terjadi pada ladang minyak milik perusahaan Saudi Aramco pada 14 September itu. Teheran membantah terlibat dalam serangan yang diklaim oleh Houthi, kelompok pemberontak di Yaman tersebut.
"Inggris mengaitkan tanggung jawab dengan tingkat probabilitas yang sangat tinggi kepada Iran untuk serangan Aramco. Kami pikir memang sangat mungkin bahwa Iran memang bertanggung jawab," ujar Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (23/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan bekerja sama dengan teman-teman Amerika dan teman-teman Eropa kami untuk mengambil respons yang mencoba menurunkan ketegangan di wilayah Teluk," imbuhnya.
Ketika ditanya apakah Inggris akan mengesampingkan aksi militer, Johnson mengatakan bahwa negaranya akan mengamati dengan seksama proposal yang diajukan Amerika Serikat untuk berbuat lebih banyak guna membantu membela Saudi.
"Tentunya jika kami diminta, baik oleh Saudi maupun Amerika, untuk berperan maka kami akan mempertimbangkan dalam cara apa kami bisa bermanfaat," tutur Johnson.
Johnson mengatakan, dirinya akan membahas tindakan-tindakan Iran di wilayah tersebut dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di pertemuan PBB.
Seorang pejabat Inggris mengatakan bahwa pernyataan Houthi yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke ladang minyak Aramco, tidaklah masuk akal. Sebabnya, skala serangan, kerumitan dan jangkauan serangan tidak konsisten dengan kemampuan kelompok pemberontak Yaman tersebut.
"Tidak masuk akal itu bukan diizinkan oleh pemerintah Iran," tuturnya.
Halaman 2 dari 2