Seperti dilansir AFP, Jumat (20/9/2019), diungkapkan oleh pihak FedEx yang merupakan perusahaan multinasional untuk jasa pengiriman kurir itu, Todd Hohn yang mantan pilot Angkatan Udara AS ini, ditangkap otoritas AS sepekan lalu.
Hohn yang kini berprofesi sebagai pilot FedEx itu ditangkap saat menunggu penerbangan komersial di Guangzhou, setelah dia menjalankan tugasnya menerbangkan pesawat kargo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Hohn ditangkap, ujar seorang sumber yang memahami isu ini, otoritas China menggeledah barang bawaannya dan menemukan beberapa butir peluru air gun.
"Otoritas China di Guangzhou menahan dan kemudian membebaskan salah satu pilot kami dengan jaminan, setelah sebuah benda ditemukan dalam barang bawaannya sebelum menaiki penerbangan komersial," kata juru bicara FedEx kepada AFP.
Pernyataan juru bicara FedEx itu mengonfirmasi informasi yang pertama kali dirilis oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ). Laporan WSJ juga menyebut bahwa otoritas China telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap pilot FedEx itu.
Diketahui bahwa FedEx sedang menghadapi serangkaian penyelidikan di China. FedEx menuai kritikan karena ada ketidakberesan pengiriman terkait Huawei.
Pada Mei lalu, pihak FedEx telah meminta maaf karena ada kesalahan pengiriman terhadap apa yang disebutnya sebagai 'sejumlah kecil' paket-paket Huawei.
Pada saat bersamaan, Huawei menyatakan akan mengkaji kerja sama dengan FedEx terkait insiden-insiden yang terjadi. Hasil penyelidikan pemerintah China pada Juni lalu menyatakan FedEx 'menahan' lebih dari 100 paket dari Huawei.
Penangkapan pilot FedEx ini terjadi saat AS dan China masih terlibat perang dagang yang melibatkan perang tarif terhadap produk ekspor senilai ratusan miliar dolar. Terlepas dari itu, Huawei juga masuk dalam blacklist AS, yang membuatnya tidak bisa mengakses komponen buatan AS untuk produk-produknya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini