"Itu (perundingan) mati. Sejauh yang saya tahu, itu sudah mati," kata Trump di Gedung Putih mengenai upaya sejak lama untuk mencapai kesepakatan dengan Taliban setelah berperang selama 18 tahun.
Pengumuman ini disampaikan menyusul pembatalan dramatis rencana rahasia untuk menerbangkan para pemimpin Taliban guna melakukan pembicaraan langsung di tempat peristirahatan kepresidenan Camp David di pinggiran Washington.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump mengatakan, usai pembatalan perundingan damai itu, militer AS melancarkan serangan paling ganasnya terhadap Taliban dalam satu dekade terakhir. Trump menyatakan pembatalan perundingan damai tersebut sebagai balasan atas pembunuhan seorang tentara AS oleh Taliban dalam serangan bom di Kabul pekan lalu.
"Dalam empat hari terakhir, kita telah menyerang musuh kita lebih keras daripada kapanpun dalam sepuluh tahun terakhir," demikian cuitan Trump di Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (10/9/2019).
Sebelumnya pada Minggu (8/9) waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa "kami telah membunuh lebih dari seribu Taliban dalam 10 hari terakhir."
Perang AS di Afghanistan dimulai ketika AS melancarkan serangan udara satu bulan setelah serangan teroris Al-Qaeda pada 11 September 2001 dan setelah Taliban menolak menyerahkan pemimpinnya, Osama bin Laden.
AS membentuk koalisi internasional dan Taliban pun digulingkan dari kekuasaan. Namun Taliban berubah menjadi pasukan pemberontak dan terus melancarkan serangan mematikan hingga menggoyahkan pemerintahan Afghanistan berikutnya.
Koalisi internasional kemudian mengakhiri misi tempurnya pada tahun 2014, tetapi menyisakan sebagian tentara hanya untuk melatih pasukan Afghanistan.
AS tetap melanjutkan operasi tempurnya sendiri dengan skala yang lebih kecil, termasuk serangan-serangan udara. Saat ini sekitar 14.000 tentara AS masih ditempatkan di Afghanistan.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini