Hal ini mencuat di tengah krisis yang masih menyelimuti Boeing terkait pesawat jenis 737 MAX yang terlibat dua kecelakaan maut beberapa bulan lalu. Pesawat jenis 737 MAX sendiri tengah di-grounded secara global usai kecelakaan Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan total 346 orang.
Seperti dilansir AFP, Senin (9/9/2019), insiden pada Boeing 777X yang merupakan pesawat penumpang untuk penerbangan jarak jauh ini, terjadi saat pengujian 'muatan final' sebagai bagian dari proses sertifikasi, yang diawasi oleh para inspektur dari Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Boeing dalam pernyataan kepada AFP menyebut pengujian itu dimaksudkan untuk menguji ketahanan pesawat pada 'muatan dan tekanan di luar muatan operasional normal'. Dampak dari insiden ini, Boeing terpaksa menangguhkan pengujian untuk bagian ini.
"Saat pengujian muatan final pada uji statis pesawat 777X, tim menghadapi masalah yang membutuhkan sebuah penangguhan pengujian coba," sebut juru bicara Boeing, sembari menyatakan pengujian coba secara keseluruhan masih akan dilanjutkan.
"Kondisi pengujian jauh melampaui beban yang diperkirakan dalam layanan komersial. Peristiwa ini sedang dalam pengkajian dan tim masih bekerja untuk memahami penyebab dasarnya," imbuhnya.
Seorang sumber yang memahami situasi ini mengungkapkan bahwa salah satu pintu pesawat meledak saat pengujian coba. Menurut seorang sumber dari kalangan industri penerbangan, insiden semacam ini tergolong langka saat pengujian muatan final.
Secara terpisah, laporan media lokal AS, The Seattle Times, menyebut pintu kargo Boeing 777X meledak dan terlontar keluar saat pengujian situasi stres di bawah tekanan tinggi. Insiden ini terjadi saat pengujian coba terakhir yang harus dilewati sebagai bagian dari proses sertifikasi oleh FAA.
Dalam pernyataannya, FAA menyatakan pihaknya menyelidiki masalah yang muncul saat pengujian struktural pesawat itu. Dalam salah satu pengujian, pesawat akan ditempatkan dalam situasi stres ekstrem untuk memverifikasi kekuatan struktural pesawat.
Salah satu contoh adalah saat memeriksa sayap pesawat, sebuah sistem pengencang akan disambungkan yang memampukan pemeriksa untuk membengkokkan sayap ke atas dan ke bawah. Pengujian semacam ini membawa pesawat ke titik puncak yang telah diperkirakan oleh pabrikan pesawat tersebut. Tahap pengujian ini sangat penting untuk mendapatkan sertifikasi dari otoritas penerbangan sipil.
Diketahui bahwa Boeing 777X yang bisa membawa 400-425 penumpang ini, ditargetkan menggantikan pesawat jenis Boeing 777. Sejauh ini sudah ada delapan maskapai yang memesan jenis ini. Pesawat Boeing 777X awalnya dijadwalkan lepas landas dalam uji terbang pertama pada musim panas ini. Namun jadwal itu mengalami penundaan hingga awal tahun 2020. Penundaan itu dipicu oleh masalah pada mesin General Electric yang digunakan pesawat jenis tersebut.
Juru bicara Boeing menolak untuk berkomentar lebih lanjut saat ditanya apakah insiden terbaru dalam pengujian coba ini akan memperpanjang penundaan.
Penangguhan pengujian pada 777X ini terjadi saat pihak Boeing masih dalam upaya menyelesaikan perbaikan pada pesawat jenis 737 MAX yang bermasalah pada sistem kendali penerbangannya.
Otoritas penerbangan sipil diketahui semakin memperketat inspeksi mereka setelah tragedi yang menimpa Boeing 737 MAX. Salah satunya adalah FAA yang selama ini dianggap melunak terhadap Boeing. Dalam upaya menunjukkan independensinya, ujar sumber industri penerbangan kepada AFP, FAA kini menjadi lebih detail dan bersikap menuntut dalam setiap inspeksinya.
(nvc/ita)