Seperti dilansir AFP, Selasa (3/9/2019), blogger bernama Vladislav Sinitsa ini dinyatakan bersalah atas dakwaan ekstremisme oleh pengadilan distrik Presnensky, Moskow. Dilaporkan oleh tiga kantor berita utama di Rusia bahwa Sinitsa dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun dalam sidang yang digelar Selasa (3/9).
Sinitsa ditangkap otoritas setempat sejak bulan lalu terkait kicauan via Twitter yang dipostingnya pada 31 Juli. Kicauan itu diposting melalui akun Twitter dengan nama alias @Max_Steklov yang dioperasikan oleh Sinitsa. Sehari-hari, Sinitsa bekerja sebagai seorang manajer dan tinggal di sebuah kota di luar Moskow.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh otoritas Rusia, Sinitsa dijerat dakwaan menghasut kebencian terhadap sebuah kelompok sosial dengan menggunakan internet dan ancaman kekerasan, yang diatur di bawah Undang-undang Anti-ekstremisme yang sangat keras di Rusia.
Komentar via Twitter yang diposting Sinitsa itu menanggapi cara polisi Rusia menangani unjuk rasa yang menyerukan pemilu adil, yang diikuti oleh puluhan ribu orang di jalanan Moskow beberapa pekan terakhir.
Dalam kicauannya, Sinitsa membayangkan sebuah situasi di mana orang-orang mencari rumah-rumah yang ditinggali para aparat penegak hukum, untuk menculik dan membunuh anak-anak mereka. Penyidik Rusia menyebut kicauan Sinitsa itu sebagai seruan untuk tindak kekerasan.
Kicauan Sinitsa ditemukan dan dilaporkan oleh media pro-Kremlin. Kasus Sinitsa ini disidangkan secara kilat dan jaksa menuntutkan hukuman maksimum yakni enam tahun penjara. Namun pengadilan menjatuhkan vonis lima tahun penjara.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini