Rencana dialog ini akan menjadi negosiasi langsung pertama antara Washington dan Houthi dalam waktu lebih dari empat tahun. Rencana ini muncul seiring pemberontak Houthi meningkatkan serangan-serangan rudal dan drone terhadap Arab Saudi, negara tetangga Yaman.
"Amerika Serikat ingin mendorong Arab Saudi untuk ambil bagian dalam pembicaraan rahasia di Oman dengan para pemimpin Houthi dalam upaya untuk menengahi gencatan senjata di Yaman," demikian dilaporkan media terkemuka AS, The Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sumber-sumber yang familiar dengan rencana tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituliskan media tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/8/2019), langkah ini bisa membuka saluran signifikan pertama antara pemerintahan Presiden Donald Trump dan Houthi di saat meningkatnya kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.
Menurut WSJ, tim negosiasi AS akan dipimpin oleh Christopher Henzel, diplomat veteran yang menjadi duta besar pertama pemerintahan Trump untuk Yaman pada April lalu.
Sebelumnya semasa pemerintahan mantan Presiden Barack Obama, para pejabat AS pernah melakukan pembicaraan singkat dengan para pemimpin Houthi pada Juni 2015, hanya tiga bulan setelah intervensi militer Saudi dimulai di Yaman.
Pembicaraan tersebut bertujuan untuk membujuk Houthi agar menghadiri pembicaraan damai yang disponsori PBB di Jenewa, Swiss guna menyelesaikan krisis Yaman. Namun konferensi Jenewa dan putaran negosiasi berikutnya gagal menyelesaikan krisis tersebut.
Ratusan ribu orang telah tewas sejak pemberontak Houthi menguasai Sanaa, ibu kota Yaman dan sebagian besar wilayah negeri itu pada September 2014. Konflik tersebut telah memicu apa yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dinyatakan sebagai krisis kemanusiaan terparah di dunia.
Tonton juga video Penembakan di Philadelphia AS, 6 Polisi Terluka:
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini