Dilansir dari reuters Sabtu (17/8/2019), seorang juru bicara militer Houthi mengatakan sebelumnya kelompok itu telah menargetkan ladang minyak Shaybah untuk diserang dengan 10 drone. Serangan ini dikatakan akan menjadi serangan terbesar dalam kerajaan yang melibatkan eksportir minyak utama dunia, oleh kelompok yang selaras dengan Iran.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih menyebut Shaybah merupakan daerah vital. "Target serangan ini adalah keamanan pasokan minyak global, bukan hanya kerajaan, itu merupakan ancaman bagi ekonomi global," katanya dalam komentar yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency.
Perusahaan Saudi Aramco mengatakan tidak ada cedera yang diakibatkan dalam serangan ini. Pengoperasiaan minyak masih berjalan aman tidak ada gangguan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui ladang minyak Shaybah berjarak lebih dari 1.000 km (600 mil) dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman barat laut. Lapangan itu terletak di dekat perbatasan dengan Uni Emirat Arab (UEA), mitra utama Arab Saudi dalam koalisi Arab Sunni yang telah berjuang melawan Houthi sejak 2015 dalam upaya untuk mengembalikan pemerintah pro-Saudi yang digulingkan Yaman.
"Operasi drone ini adalah peringatan penting bagi Emirates," kata pemimpin Houthi, Abdel-Malek al-Houthi, dalam komentar yang di-tweet oleh situs berita pro-Iran, Union News.
Pemerintah itu diusir dari ibu kota Sanaa oleh Houthi pada akhir 2014. Perang telah menjadi kebuntuan militer selama bertahun-tahun. Houthi juga telah meningkatkan rudal lintas-perbatasan dan serangan pesawat tak berawak ke Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir.
Tonton juga video Puluhan Orang Tewas dan 260 Orang Terluka di Aden:
(eva/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini