Seperti dilansir CNN, Kamis (15/8/2019), Kepala Kepolisian Wilayah Negeri Sembilan, Mohamad Mat Yusop, menuturkan kepada wartawan bahwa hasil pemeriksaan post-mortem terhadap jenazah Quoirin tidak menunjukkan bukti bahwa remaja putri itu diculik atau diperkosa.
"Ada beberapa luka lecet dan luka memar di bagian kaki, tapi luka-luka itu tidak mungkin menyebabkan kematiannya," sebut Yusop.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Quoirin menghilang dari kamarnya di Dusun Resort, Malaysia sejak 4 Agustus lalu. Dia berada di Malaysia untuk berlibur bersama keluarganya.
Menurut para penyidik Malaysia, Quoirin telah meninggal sekitar 2-3 hari sebelum jenazahnya ditemukan pada Selasa (13/8) waktu setempat. Jenazah Quoirin ditemukan dalam kondisi tanpa busana.
Keluarga Quoirin menyebut remaja ini sebagai sosok yang 'sangat rentan' karena 'menyandang kesulitan belajar dan berkembang'.
"Nora tidak tahu bagaimana meminta bantuan dan tidak akan pernah pergi meninggalkan keluarganya secara sukarela," ujar bibi Quoirin dalam pernyataannya.
Quoirin merupakan remaja yang terlahir dengan kondisi holoprosencephaly, suatu gangguan langka yang mempengaruhi perkembangan otak. Kemampuan komunikasi remaja ini terbatas dan dia tidak bisa menulis banyak kata-kata. Keseimbangan Quoirin juga tidak baik dan dia kesulitan menentukan arah.
Remaja Inggris Hilang di Malaysia:
(nvc/ita)