Seperti dilaporkan stasiun televisi terbesar di PNG, EMTV, Rabu (10/7/2019), pada Senin (8/7) pagi waktu setempat, 16 perempuan dan anak-anak tewas dibunuh di desa Karida. Korban tewas tersebut termasuk dua perempuan yang sedang hamil. Sebelumnya pada Minggu (7/7), tujuh orang dibunuh di desa Munima. Mereka terdiri dari empat pria dan tiga perempuan.
Pembantaian itu dilaporkan sebagai bagian dari perang antarsuku yang telah berlangsung selama sekitar 20 tahun, yang melibatkan berbagai klan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini adalah hari paling sedih dalam hidup saya," tulis PM Marape di akun Facebooknya pada Selasa (9/7).
"Banyak anak-anak dan perempuan tidak berdosa dibunuh di Desa Munima dan Karida di wilayah konstituen saya oleh pria bersenjata dari suku Haguai, Liwi dan Okiru."
PM Marape mengatakan bahwa dirinya sudah berulang kali mendesak agar polisi ditempatkan lebih permanen guna memantau daerah tersebut.
"Bagaimana di sebuah provinsi dengan penduduk 400 ribu orang bisa berfungsi dengan baik dengan hanya ada 60 polisi dan kadang ada operasi militer dan polisi yang sekedar menjaga keamanan pengiriman bantuan," cetus PM Marape.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini