"Dokter Suleiman Abdul Jabbar, Wakil Menteri untuk Kepartemen Kesehatan, membantah dalam sebuah pernyataan pers apa yang telah dilaporkan beberapa media tentang jumlah orang yang tewas dalam peristiwa baru-baru ini mencapai 100 orang, mengonfirmasi bahwa jumlahnya tidak lebih dari 46," kata kantor berita negara SUNA dilansir AFP, Kamis (6/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unjuk rasa itu menentang Bashir yang memerintah selama tiga dasawarsa yang kemudian menyebabkan sang presiden mundur pada April 2019. Namun, demonstran tetap di luar markas tentara dan meminta para jenderal menyerahkan kekuasaan kepada otoritas transisi.
Tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa itu pun mendapatkan perhatian dari Sekretaris Jenderal PBB, Inggris dan Amerika Serikat.
Para dokter yang tergabung dalam Komite Sentral Dokter Sudan kemudian menuding milisi dari dewan militer lah yang bertanggungjawab terhadap aksi tersebut. Namun, hal itu dibantah oleh dewan militer.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan pendukung utama para jenderal yang berkuasa, telah menyerukan dimulainya kembali "dialog antara berbagai pihak".
Simak Juga 'Pendemo di Sudan Dihujani Tembakan oleh Militer':
(mae/hri)