Ledakan itu terjadi di Provinsi Ghazni, sebelah selatan dari ibukota Kabul. Dilansir AFP, Sabtu (11/5/2019), juru bicara provinsi, Aref Noori, mengatakan, anak-anak saat itu menginjak ranjau darat ketika bermain di dekat jalanan utama.
"Ranjau itu ditanam Taliban di jalanan utama untuk menimbulkan korban dari pasukan keamanan," kata dia. Taliban tidak segera merespons permintaan untuk komentar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Dewan dari Provinsi Ghazni, Amanullah Kamrani, mengatakan anak-anak itu berusia antara 7 hingga 9 tahun dan setidaknya empat dari mereka merupakan satu keluarga.
Konflik berkepanjangan telah membuat Afghanistan dipenuhi ranjau-ranjau darat, mortir yang belum meledak, roket hingga bom rakitan. Banyak anak-anak yang penasaran dengan benda-benda itu hingga menjadi korban.
Bulan lalu, 7 anak tewas dan 10 lainnya terluka di timur Provinsi Laghman ketika mortir meledak karena mereka bermain-main dengannya.
Menurut PBB, 3.804 sipil, termasuk lebih dari 900 anak, terbunuh di Afghanistan selama 2018 dan 7.000 lainnya terluka. Itu merupakan tahun paling mematikan untuk warga sipil selama konflik Afghanistan. (gbr/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini