Dalam pernyataannya pekan ini, Guaido yang memimpin Dewan Nasional Venezuela dan telah diakui sebagai Presiden interim Venezuela oleh 50 negara ini, menyerukan militer Venezuela untuk bangkit dan melawan Maduro.
Puluhan tentara Venezuela mendengar seruan itu dan ikut turun ke jalan untuk bergabung dengan aksi protes para pendukung oposisi pada Selasa (30/4) lalu. Namun jumlah mereka terlalu kecil dan tidak cukup kuat untuk memaksa Maduro lengser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jajaran petinggi militer Venezuela masih teguh menyatakan dukungan untuk pemerintahan Maduro. Bahkan di tengah tekanan internasional, Maduro masih bisa mempertahankan kursi kepresidenannya.
"Iya kita ada dalam pertempuran -- jaga moral tetap tinggi dalam pertempuran untuk melucuti setiap pengkhianat, setiap perencana kudeta," tegas Maduro saat bicara dalam acara yang dihadiri jajaran petinggi militer Venezuela, seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2019).
"Tidak ada yang harus takut -- inilah saatnya membela hak kita untuk merasakan kedamaian," imbuhnya dalam acara yang dihadiri 4.500 personel militer Venezuela tersebut.
Penegasan senada disampaikan Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, dalam acara yang sama. "Kita datang untuk menguatkan loyalitas kita... pada komandan militer tertinggi, yang adalah presiden kita, Presiden Nicolas Maduro," ujarnya.
Upaya kudeta dengan melibatkan puluhan tentara yang dilancarkan pada Selasa (30/4) lalu, berujung aksi protes antipemerintah selama dua hari terakhir. Bentrokan antara demonstran dan tentara Venezuela sempat pecah dalam aksi protes itu.
Sedikitnya empat orang, termasuk dua remaja, tewas dalam bentrokan itu. Para politikus oposisi dan keluarga korban mengumumkan dua remaja itu tewas akibat luka-luka yang dialaminya saat ikut aksi protes antipemerintah.
Satu remaja bernama Yoifre Hernandez (14) disebut tewas usai terkena tembakan dalam aksi protes di Caracas pada Rabu (1/5) waktu setempat. Remaja lainnya yang bernama Yosner Graterol (16) tewas setelah terkena tembakan dalam bentrokan di La Victoria pada Selasa (30/4) waktu setempat.
Satu korban tewas lainnya yang diidentifikasi bernama Jurubith Rausseo (27) tewas pada Rabu (1/5) waktu setempat, setelah terkena tembakan di kepala saat ikut dalam aksi protes antipemerintah. Satu orang lainnya yang tidak disebut namanya, dilaporkan tewas dalam aksi protes di Aragua pada Selasa (30/4) waktu setempat.
Laporan-laporan yang disampaikan organisasi HAM dan dinas kesehatan setempat menyebut puluhan orang luka-luka dalam aksi protes yang berlangsung pada Selasa (30/4) dan Rabu (1/5) waktu setempat.
Pemerintah Venezuela sebelumnya menyebut lebih dari 150 orang ditangkap dalam aksi protes pada Selasa (30/4). Maduro sendiri telah menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat upaya kudeta terhadap pemerintahannya, akan ditindak tegas secara hukum.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini