Pemimpin Oposisi Venezuela Serukan Protes Besar-besaran Saat May Day

Pemimpin Oposisi Venezuela Serukan Protes Besar-besaran Saat May Day

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 01 Mei 2019 17:22 WIB
Juan Guaido muncul di tengah pendukungnya dalam aksi protes pada Selasa (30/4) waktu setempat (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/File Photo)
Caracas - Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, menyerukan aksi protes terbaru pada 1 Mei saat peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, setelah bentrokan pecah dalam upaya kudeta pada Selasa (30/4). Guaido menyebut Presiden Nicolas Maduro sebenarnya tidak punya dukungan militer.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (1/5/2019), Guaido menegaskan kembali seruannya kepada tentara-tentara Venezuela untuk bergabung dalam aksi May Day.

"Saya menyerukan kepada Angkatan Bersenjata untuk melanjutkan gerakan dalam 'Operasi Kebebasan'. Besok, 1 Mei, kita akan melanjutkan... di seluruh wilayah Venezuela, kita akan turun ke jalanan," tegas Guaido dalam pernyataan pada Selasa (30/4) malam waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seruan Guaido ini ditayangkan televisi setempat sebelum pidato Maduro yang menyatakan upaya kudeta digagalkan. Dalam pidatonya, Maduro menegaskan bahwa militer Venezuela masih mendukung dirinya. Namun hal sebaliknya disampaikan oleh Guaido.

"Kita tahu bahwa Maduro tidak memiliki dukungan atau rasa hormat dari militer," sebut Guaido dalam pesan video yang diposting ke media sosial. "Kita telah melihat bahwa aksi protes itu membuahkan hasil. Kita harus tetap menjaga tekanan," imbuhnya.

Guaido mendorong orang-orang untuk turun ke jalanan pada Rabu (1/5) besok, bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional. Diketahui bahwa puluhan ribu pendukung Guaido ikut dalam protes besar-besaran pada Selasa (30/4) yang menjadi bagian dari upaya kudeta namun berujung bentrokan yang melukai 78 orang.

Guaido yang memimpin Dewan Nasional Venezuela dan diakui sebagai Presiden interim Venezuela oleh 50 negara termasuk Amerika Serikat (AS) ini, menjanjikan bahwa aksi pada May Day besok akan menjadi 'aksi protes terbesar' dalam sejarah Venezuela.


Diketahui bahwa para pendukung Guaido mulai frustasi karena Maduro tidak juga lengser. Meskipun Guaido didukung AS dan negara-negara Barat, militer Venezuela tetap loyal pada Maduro yang didukung sekutu-sekutunya seperti Rusia, China dan Kuba.

Situasi semakin sulit dengan semakin menurunnya standar kehidupan warga Venezuela dalam beberapa bulan terakhir. Terputusnya aliran listrik secara nasional dan kurangnya suplai air bersih semakin menambah penderitaan rakyat Venezuela yang dilanda hiperinflasi dan kekurangan pangan kronis.

"Saya harap ini akan menjadi terakhir kalinya kita harus turun ke jalanan. Saya ingin melihat akhir dari aksi menggulingkan pemerintah ini," ucap salah satu demonstran bernama Claudia Riveros (36) yang beprofesi sebagai pegawai toko roti setempat.


Sementara itu, Maduro yang pemerintahannya dianggap membawa Venezuela ke krisis ekonomi dan kemanusiaan, juga menyerukan agar para pendukungan melakukan aksi march saat May Day.

"Besok, hari pertama bulan Mei, kita akan menggelar aksi march besar-besaran yang melibatkan jutaan orang dari kelas pekerja. Kita telah menghadapi berbagai jenis agresi dan upaya kudeta yang belum pernah terjadi dalam sejarah kita," ucap Maduro dalam pernyataan via televisi lokal pada Selasa (30/4) malam waktu setempat.


Simak Juga 'Kerusuhan Pecah Saat Upaya Kudeta di Venezuela':

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads