Seperti dilansir Reuters, Senin (29/4/2019), para personel kepolisian bersenjata lengkap terpantau menggerebek markas utama NTJ yang ada di kota Kattankudy, kampung halaman Zahran, pada Minggu (28/4) waktu setempat.
Reporter Reuters yang ada di lokasi melaporkan satu orang ditahan dalam penggerebekan di Kattankudy itu. Kepolisian Sri Lanka belum berkomentar soal penggerebekan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Sri Lanka, pada Sabtu (27/4) waktu setempat, menetapkan NTJ sebagai organisasi terlarang di bawah aturan hukum darurat yang kini berlaku. Militan lokal Jamathei Millathu Ibraheem (JMI) yang merupakan pecahan NTJ juga ikut dilarang.
Dalam pernyataan sebelumnya, otoritas Sri Lanka menyebut rentetan bom Paskah dilakukan oleh NTJ dan JMI, yang diyakini dibantu oleh jaringan internasional.
Lebih dari 100 orang, termasuk sejumlah warga Suriah dan Mesir, telah ditangkap untuk diinterogasi. Sekitar 10 ribu tentara Sri Lanka dikerahkan untuk membantu perburuan para tersangka, terutama yang dicurigai terkait aktivitas Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang mengklaim bertanggung jawab atas rentetan bom itu.
Operasi penggerebekan di Sainthamaruthu, Kalmunai, pada Jumat (26/4) menewaskan 15 orang, termasuk 6 anak-anak dan melukai sejumlah orang lainnya. Otoritas Sri Lanka dalam pernyataannya memastikan tiga orang yang tewas di antaranya merupakan dua saudara laki-laki dan ayah Zahran, dalang utama bom Paskah.
Istri dan anak perempuan Zahran dilaporkan mengalami luka-luka dalam penggerebekan itu.
Simak Juga Detik-detik Ledakan Bom di Hotel Sri Lanka:
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini