Korut Sempat Tagih Biaya Medis Rp 28 M untuk Pemulangan Mahasiswa AS

Korut Sempat Tagih Biaya Medis Rp 28 M untuk Pemulangan Mahasiswa AS

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 26 Apr 2019 11:41 WIB
Otto Warmbier dipulangkan ke AS tahun 2017 lalu dan meninggal dunia beberapa hari kemudian (REUTERS/Kyodo)
Washington DC - Korea Utara (Korut) dilaporkan sempat menagih biaya medis sebesar US$ 2 juta (Rp 28 miliar) kepada otoritas Amerika Serikat (AS) untuk mahasiswa Otto Warmbier yang jatuh koma setelah dianiaya rezim komunis itu. Tagihan disampaikan saat Warmbier hendak dipulangkan ke AS sekitar dua tahun lalu.

Seperti dilansir AFP, Jumat (26/4/2019), tagihan biaya medis dari Korut itu dilaporkan oleh media terkemuka AS, The Washington Post, dalam laporan terbarunya yang mengutip sejumlah sumber yang tidak disebut identitasnya.

Disebutkan The Washington Post dalam laporannya bahwa seorang pejabat AS terpaksa untuk menandatangani sumpah agar membayar tagihan biaya medis, sebelum diizinkan menerbangkan Warmbier pulang ke AS dari Pyongyang tahun 2017 lalu. Pejabat AS itu, menurut laporan The Washington Post, akhirnya menandatangani sumpah itu atas instruksi Presiden AS Donald Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Washington Post menyatakan tidak diketahui pasti apakah tagihan itu sungguh-sungguh dibayarkan otoritas AS. Secara terpisah, media terkemuka AS lainnya, CNN, yang mengutip sumber lain yang memahami isu ini menyebut tagihan medis itu tidak pernah dibayar oleh pemerintahan Trump.


Laporan CNN juga menyebut bahwa tagihan medis itu diserahkan Korut kepada Joseph Yun, mantan Perwakilan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Korut, yang ditugaskan langsung oleh Trump untuk memulangkan Warmbier. Yun mendatangi Pyongyang pada Juni 2017 untuk menjemput Warmbier yang koma. CNN melaporkan bahwa Yun menandatangani sumpah itu setelah memberitahu Menteri Luar Negeri (Menlu) AS saat itu, Rex Tillerson, yang kemudian memberitahu Trump.

Sumber yang dikutip CNN menyatakan Korut tidak membahas isu soal tagihan medis Warmbier dalam perundingan-perundingannya dengan Korut sepanjang tahun 2018 lalu, juga saat Menlu AS Mike Pompeo merundingkan pembebasan tiga warga AS pada tahun yang sama.

"Kami memperjelas bahwa mereka (Korut-red) tidak akan pernah mendapatkan apapun," sebut sumber tersebut kepada CNN.

Sumber yang dikutip CNN juga menyebut bahwa Korut tidak mengangkat isu ini dalam pertemuan antara Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-Un, di Singapura dan Vietnam beberapa bulan lalu. Namun ditekankan sumber tersebut bahwa isu soal tagihan ini bisa kembali diangkat oleh Korut di masa mendatang. Khususnya karena otoritas Korut mulai memperkuat pengaruhnya di meja perundingan.


Warmbier yang seorang mahasiswa University of Virginia ini dijebloskan ke penjara di Korut usai dituduh mengambil sebuah slogan atau poster propaganda di dalam hotel tempatnya menginap saat berkunjung ke Korut beberapa tahun lalu. Warmbier diketahui jatuh koma setelah diduga dianiaya dalam tahanan Korut. Dia meninggal dunia beberapa hari setelah dipulangkan ke AS.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, enggan mengomentari laporan ini. "Kami tidak mengomentari perundingan sandera, itulah kenapa mereka selalu sukses dalam pemerintahan ini," tegasnya.

Departemen Luar Negeri AS menolak untuk mengomentari laporan ini. Yun, yang dihubungi CNN pada Kamis (25/4) waktu setempat, menyatakan dirinya tidak bisa mengonfirmasi laporan ini karena isunya yang sangat sensitif untuk dibahas.

(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads