Dilansir Reuters, Rabu (24/4/2019), Washington Post sebelumnya telah melaporkan bahwa FBI telah menawarkan tim ahli dan bahwa para analis mencari data untuk informasi mengenai serangan, yang menewaskan 321 orang.
Baca juga: Militan Lokal di Balik Bom Gereja Sri Lanka |
Rentetan ledakan bom di Sri Lanka menewaskan sedikitnya 321 orang terjadi dalam waktu nyaris bersamaan sepanjang Minggu (21/4) waktu setempat. Enam ledakan pertama terjadi dalam waktu 20 menit, dua ledakan lainnya menyusul beberapa jam kemudian.
Terkait rentetan ledakan bom mematikan itu, Kepolisian Sri Lanka saat ini menangkap sekitar 24 tersangka. Para tersangka sebagian besar berkewarganegaraan Sri Lanka, dengan kebanyakan ditangkap di Colombo dan wilayah sekitarnya.
Aparat setempat mengaku akan memeriksa apakah ada keterkaitan 'jaringan luar negeri' pada mereka yang ditangkap. (dkp/dkp)