Ada 7 Pengebom Bunuh Diri dalam Serangan Bom Paskah di Sri Lanka

ADVERTISEMENT

Ada 7 Pengebom Bunuh Diri dalam Serangan Bom Paskah di Sri Lanka

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Apr 2019 16:46 WIB
Situasi usai ledakan bom mengguncang Sri Lanka (Derana TV/via Reuters TV)
Colombo - Otoritas Sri Lanka masih terus menyelidiki serentetan serangan bom yang menewaskan 290 orang dan melukai lebih dari 500 orang lainnya. Para penyidik setempat untuk saat ini meyakini keterlibatan tujuh pengebom bunuh diri dalam serangan bom mematikan di sejumlah gereja dan hotel mewah setempat.

Seperti dilansir Reuters, Senin (22/4/2019), seorang pejabat senior Divisi Forensik pemerintahan Sri Lanka, Ariyananda Welianga mengatakan, dua pengebom bunuh diri beraksi di hotel mewah Shangri La yang ada di Colombo. Lima pengebom bunuh diri lainnya beraksi di tiga gereja dan dua hotel lainnya.

Satu hotel lainnya dan sebuah rumah di pinggiran Colombo juga diguncang ledakan, namun belum diketahui secara pasti bagaimana serangan dilakukan. "Penyelidikan masih terus berlangsung," sebut Welianga dalam pernyataannya.

Hingga saat ini belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serentetan ledakan bom itu. Namun sekitar 24 orang yang semuanya warga negara Sri Lanka telah ditangkap polisi terkait serentetan ledakan bom tersebut.


Ledakan-ledakan bom yang terjadi dalam waktu nyaris bersamaan pada Minggu (21/4) waktu setempat itu, sebagian besar terjadi saat digelarnya ibadah perayaan Paskah atau saat jam sarapan buffet di hotel-hotel mewah yang menjadi target.

Total ada delapan ledakan bom yang terjadi sepanjang Minggu (21/4) waktu setempat. Empat bom dilaporkan meledak pada waktu bersamaan, yakni sekitar pukul 08.45 waktu setempat. Dua bom lainnya meledak beberapa menit kemudian. Tercatat, enam ledakan pertama terjadi dalam waktu sekitar 20 menit.

Dua ledakan lainnya menyusul beberapa jam kemudian, atau pada Minggu (21/4) sore waktu setempat.

Dari 290 korban tewas sejauh ini, otoritas Sri Lanka menyebut sedikitnya 32 orang di antaranya merupakan warga negara asing. Mereka dilaporkan berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Turki, India, China, Denmark, Belanda dan Portugal.


Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, sedang berada di luar negeri saat serangan bom ini terjadi. Namun dia telah memerintahkan digelarnya Rapat Dewan Keamanan Nasional pada Senin (22/4) waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremsinghe akan memimpin rapat tersebut.

Jam malam antara pukul 20.00 waktu setempat hingga pukul 04.00 waktu setempat di Colombo yang sebelumnya diberlakukan sejak Minggu (21/4) waktu setempat, telah dicabut sejak Senin (22/4) pagi waktu setempat.

Namun pemblokiran akses terhadap media sosial dan layanan chat termasuk Facebook dan WhatsApp masih diberlakukan oleh pemerintah Sri Lanka. Pemblokiran ini dimaksudkan untuk mempersulit penyebaran informasi, di tengah kekhawatiran menyebarnya kekerasan komunal.

Diketahui bahwa kepolisian setempat melaporkan adanya serangan bom molotov ke sebuah masjid setempat dan aksi pembakaran dua toko milik warga muslim setempat, di dua lokasi berbeda pada Minggu (21/4) malam waktu setempat.


Yang terbaru, militer Sri Lanka dilaporkan menemukan sebuah bom rakitan di dekat gerbang terminal kedatangan di bandara setempat. Juru bicara Angkatan Udara Sri Lanka menyebut temuan ini didapat saat para personel sedang membersihkan rute dari Bandara Colombo untuk persiapan kepulangan Presiden Sirisena. Bom rakitan itu akhirnya dihancurkan dalam ledakan terkendali.


Simak Juga 'Polisi Mulai Identifikasi Korban Ledakan Bom Sri Lanka':

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/ita)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT