Delapan serangan bom yang mengguncang Sri Lanka, Minggu (21/4) waktu setempat, tercatat sebagai yang paling mematikan di negara tersebut dalam satu dekade terakhir sejak berakhirnya perang sipil yang menewaskan 100 ribu orang. Serangan bom ini juga membangkitkan kenangan menyakitkan kebanyakan warga Sri Lanka.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (22/4/2019), serangan bom itu mengenai sedikitnya tiga gereja yang sedang menggelar kebaktian Paskah pada Minggu (21/4) waktu setempat, kemudian empat hotel mewah dan sebuah rumah yang ada di Colombo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan kedelapan terjadi di sebuah rumah di Colombo yang digerebek polisi beberapa jam setelah serentetan ledakan bom terjadi. Dilaporkan sedikitnya tiga polisi tewas dalam ledakan yang diyakini dipicu oleh bom bunuh diri tersebut.
Sejauh ini belum ada kelompok maupun pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan-ledakan bom ini. Otoritas Sri Lanka menyatakan telah menangkap delapan orang terkait serentetan serangan bom itu dan para penyidik akan memeriksa apakah ada keterkaitan 'jaringan luar negeri' pada mereka yang ditangkap.
"Secara keseluruhan, kami mendapat informasi 207 orang tewas dari semua rumah sakit setempat. Menurut informasi sampai saat ini, kami mendapati 450 orang luka-luka yang dibawa ke rumah sakit," sebut juru bicara kepolisian setempat, Ruwan Gunasekera, kepada wartawan setempat.
Dari jumlah tersebut, otoritas Sri Lanka menyebut sekitar 35 korban tewas di antaranya merupakan warga negara asing (WNA). Laporan otoritas Sri Lanka menyebut tiga warga Denmark, dua warga Turki dan satu warga Portugal tewas dalam tragedi tersebut.
Menurut pernyataan pemerintah berbagai negara, diketahui ada lima warga Inggris yang tewas, dengan dua orang di antaranya punya kewarganegaraan ganda Amerika Serikat (AS), lalu tiga korban tewas lainnya merupakan warga India. Laporan media-media termasuk CNN menyebut dua warga China dan satu warga Belanda juga turut menjadi korban tewas. Kebanyakan WNA yang tewas sedang berada di hotel-hotel mewah yang dilanda ledakan bom.
Laporan BBC menyebut bahwa Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataan pada Minggu (21/4) mengatakan, "Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut." Menurut Kemlu RI, terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka.
Simak Juga "Umat Katolik di Makassar Kirim Doa untuk Korban Bom Sri Lanka":
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini