Dilansir dari Reuters, Kamis (28/3/2019), pihak Boeing menyatakan sistem anti-stall yang diyakini telah berulang kali memaksa hidung pesawat lebih rendah dalam setidaknya satu kecelakaan, di Indonesia Oktober lalu, hanya akan melakukannya sekali per peristiwa setelah merasakan masalah, memberikan pilot kontrol lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan melakukan segala yang dapat kami lakukan untuk memastikan bahwa kecelakaan seperti ini tidak pernah terjadi lagi," Mike Sinnett, Wakil Presiden untuk Strategi Produk dan Pengembangan Pesawat Masa Depan.
Pesawat Boeing 737 MAX 8 sebelumnya disorot usai dua kecelakaan fatal yang menewaskan ratusan orang. Kecelakaan pertama terjadi di Indonesia pada Oktober 2018, yaitu saat pesawat Lion PK-LQP jatuh di perairan Karawang dan menewaskan 189 orang.
Peristiwa kedua adalah saat Pesawat Ethiopian Airlines berjenis Boeing 737 MAX 8 yang membawa 157 penumpang dan awak, jatuh saat mengudara ke Nairobi, Kenya pada Minggu (11/3) waktu setempat. Seluruh penumpang dan awak di pesawat itu tewas. Sejumlah negara pun menerbitkan larangan terbang bagi pesawat Boeing 737 MAX 8. (haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini