Kata Pakar Jepang Soal Kemunculan Oarfish Si 'Pertanda Bencana'

Kata Pakar Jepang Soal Kemunculan Oarfish Si 'Pertanda Bencana'

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 02 Feb 2019 16:02 WIB
Sejumlah ekor oarfish yang ditemukan di perairan Jepang kini tengah dipelajari (Instagram/@uozuaquarium_official)
Tokyo - Kemunculan oarfish yang dianggap pertanda bencana alam meresahkan publik Jepang. Para pakar setempat menyatakan publik tidak perlu khawatir karena ada penjelasan ilmiah untuk fenomena ini.

Diketahui bahwa oarfish, yang juga disebut ikan raja herring, merupakan ikan lautan dalam, yang biasanya hidup di perairan sedalam 200 hingga 1.000 meter. Oarfish yang biasanya berukuran raksasa ini memiliki bentuk tubuh mirip pita dengan ciri khas tubuh warna perak dan sirip warna merah di punggungnya.

Selama musim dingin ini, dilaporkan sudah tujuh ekor oarfish muncul ke permukaan laut di sejumlah wilayah Jepang. Dua ekor di antaranya terjerat jaring nelayan di perairan dekat Prefektur Toyama, Jepang pada Jumat (1/2) waktu setempat. Satu ekor lainnya dengan panjang 3,2 meter ditemukan terdampar di pantai Teluk Toyama, sedangkan seekor oarfish lainnya dengan panjang 4 meter terjerat jaring nelayan di Pelabuhan Imizu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti dilansir South China Morning Post dan New York Post, Sabtu (2/2/2019), Hiroyuki Motomura yang merupakan profesor iktiologi -- pengkajian mengenai ikan -- pada Universitas Kagoshima membeberkan sejumlah faktor yang bisa membuat oarfish muncul ke permukaan laut.

"Saya memiliki 20 spesimen ikan jenis ini dalam koleksi saya, jadi ini bukannya spesies sangat langka, tapi saya meyakini bahwa ikan-ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisiknya melemah, mengikuti arus air laut, itulah mengapa ikan-ikan itu seringkali sudah mati saat ditemukan," sebut Motomura.

"Keterkaitan dengan laporan aktivitas seismik merujuk kembali ke bertahun-tahun lalu, tapi tidak ada bukti ilmiah soal keterkaitan itu, jadi saya pikir orang-orang tidak perlu khawatir," imbuhnya.

Namun tetap saja kabar soal kemunculan oarfish di pantai-pantai Jepang menuai kekhawatiran publik. "Apa yang sedang terjadi di bawah Teluk Toyama?" demikian bunyi salah satu komentar warga Jepang via Twitter. "Apakah sesuatu sedang terjadi di lautan dalam?" tanya pengguna Twitter asal Jepang lainnya.


Di tengah kekhawatiran publik, pakar seismologi menyatakan tidak mungkin untuk mengaitkan secara ilmiah antara meningkatnya kemunculan oarfish ke permukaan dengan pertanda terjadinya bencana alam. Profesor Shigeo Aramaki yang merupakan pakar seismologi dari Universitas Tokyo menepis kekhawatiran publik yang marak di media sosial.

"Saya bukan pakar ikan, tapi tidak ada literatur akademis yang telah membuktikan keterkaitan ilmiah antara perilaku binatang dengan aktivitas seismik," tegas Profesor Aramaki dalam penjelasannya.

"Saya melihat tidak ada alasan untuk khawatir dan saya tidak melihat adanya laporan perkembangan soal peningkatan aktivitas seismik di negara ini dalam beberapa pekan terakhir," imbuhnya.

Secara tradisional dalam bahasa Jepang, oarfish disebut sebagai 'Ryugu no tsukai' yang berarti 'Pembawa pesan dari Istana Dewa Laut'. Mitos soal oarfish yang berkembang luas menyebut bahwa oarfish akan muncul ke pantai sebelum gempa bumi bawah laut terjadi.


Mitos soal oarfish pernah marak dibahas publik setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat menerjang Fukushima, Jepang tahun 2011. Laporan Kyodo News menyebut sedikitnya satu lusin ekor oarfish terdampar ke pantai-pantai Jepang dalam jangka waktu setahun sebelum bencana alam terjadi.

Temuan oarfish dalam beberapa hari terakhir, yang semuanya sudah menjadi bangkai itu, dibawa ke Akuarium Uozu untuk dipelajari. Penjaga Akuarium Uozu, Kazusa Saiba, juga menyangkal mitos-mitos soal oarfish. "Tidak ada bukti ilmiah sama sekali soal teori bahwa oarfish muncul menjelang gempa besar. Tapi kami tidak bisa 100 persen menyangkal kemungkinan yang terjadi," ucap Saiba kepada CNN.

(nvc/fdn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads