Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (28/1/2019), saat dibawa ke Mandai Crematorium pada Minggu (27/1) waktu setempat, peti jenazah Pang yang berselimutkan bendera nasional Singapura digotong oleh delapan personel militer.
Sekitar 300 tentara Singapura (SAF) dari Divisi Artileri berbaris di sepanjang rute yang dilalui peti jenazah Pang. Wajah mereka tampak sedih dengan kain warna hitam terpasang di lengan kiri mereka. Begitu komando diucapkan, mereka memberikan pose salut untuk Pang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para tentara Singapura kemudian menundukkan kepala selama 1 menit untuk mengheningkan cipta sejenak dan memberi salam perpisahan kepada aktor terkenal berusia 28 tahun itu.
Pang yang dikenal publik Singapura sejak dia menjadi aktor cilik, meninggal dunia pada Rabu (23/1) lalu setelah mengalami insiden fatal dalam latihan militer di Selandia Baru. Pang mengikuti latihan militer itu sebagai bagian dari wajib militer.
Komandan-komandan senior militer Singapura dalam keterangannya menyebut Pang terjepit di antara gun barrel dan bagian dalam kabin sebuah tank, saat dia ditugaskan melakukan perbaikan sesuai dengan tugasnya sebagai teknisi persenjataan. Tubuh Pang terhimpit bagian ujung gun barrel atau laras artileri tank yang diturunkan ke posisi standby. Penyelidikan atas insiden maut itu tengah dilakukan.
Jenazah Pang tiba di Singapura pada Jumat (25/1) malam waktu setempat, usai diterbangkan dari Selandia Baru. Keluarga Pang menerima langsung jenazahnya di Pangkalan Udara Paya Lebar.
Acara privat digelar pihak keluarga pada Sabtu (26/1) pagi waktu setempat. Kemudian jenazah Pang disemayamkan di MacPherson Lane agar bisa dilayat oleh publik mulai Sabtu (26/1) siang hingga Minggu (27/1) siang waktu setempat. Seremoni pemakaman secara militer digelar pada Minggu (27/1) sore kemarin.
Selebriti setempat dan sejumlah anggota parlemen turut hadir dalam seremoni ini. Demikian juga dengan warga biasa yang ikut hadir untuk mendoakan Pang. Bahkan kerumunan pelayat yang hadir dilaporkan sampai membeludak ke jalanan dekat lokasi.
"Saya tidak mengenalnya secara pribadi, tapi sebagai seorang warga Singapura, saya bisa merasakan kesedihannya," tutur seorang warga Singapura bernama Atikah (26) yang ikut melayat Pang.
"Saudara laki-laki saya seorang sopir di militer dan dia juga mengoperasikan mesin-mesin. Saya harap tidak akan ada kecelakaan lainnya, khususnya pada personel NS (tentara wajib militer-red) kita. Seorang ibu mengirimkan anaknya ke militer untuk melindungi Singapura, tapi jika mereka tidak kembali, itu sangat menyedihkan," ucapnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini