Seperti dilansir AFP, Jumat (18/1/2019), penghancuran rumah oleh tentara Israel itu diungkapkan oleh sejumlah warga kota Yata dekat Hebron, Tepi Barat. Dituturkan warga setempat, tentara-tentara Israel tiba di rumah milik warga Palestina bernama Khalil Jabareen pada Jumat (18/1) waktu setempat.
Sejumlah warga Palestina menyambut tentara-tentara Israel itu dengan melemparkan batu ke arah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jabareen diyakini sebagai pelaku penikaman fatal pada September 2018 yang menewaskan seorang warga Israel-Amerika bernama Ari Fuld (45). Penikaman terjadi di dekat sebuah pusat perbelanjaan di Tepi Barat. Fuld yang merupakan ayah dari empat anak dan tinggal di permukiman Efrat ini, dikenal sebagai aktivis sayap kanan yang sering tampil di televisi.
Jabareen yang saat penikaman terjadi berusia 17 tahun, ditembak hingga luka-luka setelah berusaha melarikan diri. Kini dia ada dalam penahanan Israel. Otoritas Israel mengidentifikasi Jabareen sebagai pelaku penikaman setelah memeriksa rekaman CCTV di luar pusat perbelanjaan yang ada di persimpangan Gush Etzion, sebelah selatan kota Bethlehem.
Kepolisian Israel menyatakan tidak ada indikasi bahwa Fuld ditargetkan dengan sengaja. Namun Israel menyebut penikaman itu sebagai 'serangan teroris'.
Diketahui bahwa Israel memiliki kebijakan menghancurkan rumah-rumah warga Palestina yang dituduh melakukan serangan-serangan mematikan terhadap warga Israel. Kebijakan penghancuran rumah semacam itu disebut sebagai upaya penangkal untuk membuat jera.
Para pengkritik menyebut kebijakan tersebut sebagai bentuk hukuman kolektif yang membuat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan bisa memicu kekerasan lebih lanjut. Aktivitas penghancuran rumah oleh Israel seringkali memicu bentrokan antara warga Palestina dengan tentara-tentara Israel.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini