Seperti dilansir AFP, Kamis (17/1/2019), insiden mengenaskan ini terjadi di area tambang kawasan Meghalaya, India bagian timur yang dilanda banjir pada 13 Desember 2018. Area tambang yang terletak di kawasan terpencil itu diketahui ilegal dan berbahaya.
Upaya pencarian dan penyelamatan yang melibatkan Angkatan Laut India dilakukan sejak Desember lalu, namun jenazah korban baru ditemukan pekan ini. Jenazah itu ditemukan mengapung di tengah genangan air yang memenuhi lubang sedalam 50-65 meter di area tambang. Tim pencari menggunakan bantuan kendaraan yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan jasad itu terjadi setelah beberapa upaya yang dilakukan tim penyelam Angkatan Laut India untuk menjangkau para pekerja tambang yang terjebak tidak membuahkan hasil. Upaya untuk memompa genangan air keluar dari lubang tersebut juga gagal dilakukan.
"Operasi kami terus berlanjut," ujar pejabat dari Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional, SK Singh, kepada AFP.
Pemerintah India menuai kritikan tajam karena dianggap lamban dalam menangani insiden ini. Bahkan Mahkamah Agung India merilis seruan agar operasi penyelamatan ditingkatkan.
Area tambang yang berbentuk lubang tikus biasanya berbentuk lubang vertikal yang dalam, yang biasanya digali di area perbukitan. Lubang vertikal yang dalam itu kemudian menyebar menjadi sejumlah terowongan sempit untuk menjadi akses dalam mencapai tambang batubara dan sumber daya mineral lainnya.
Pengadilan lingkungan federal melarang area tambang ilegal di kawasan Meghalaya sejak tahun 2014. Larangan diberlakukan setelah masyarakat setempat mengeluhkan bahwa tambang ilegal kerap mencemari sumber daya air setempat dan membahayakan nyawa. Namun pada praktiknya, tambang ilegal terus marak.
Insiden serupa yang terjadi di kawasan yang sama tahun 2012 lalu menewaskan sedikitnya 15 pekerja tambang. Hingga kini jasad mereka tidak pernah ditemukan.
(nvc/ita)